Otoritas keamanan Lebanon ternyata telah memperingatkan Presiden dan Perdana Menteri soal keberadaan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan Beirut. Peringatan itu disampaikan otoritas keamanan Lebanon pada bulan lalu.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (11/8/2020), otoritas keamanan Lebanon atau yang disebut Direktorat Jenderal Keamanan Negara telah memperingatkan bahwa sejumlah besar amonium nitrat itu memiliki risiko keamanan dan bisa menghancurkan ibu kota Beirut jika meledak.
Hal tersebut disampaikan dalam sejumlah dokumen otoritas Lebanon yang dilihat Reuters dan didasarkan pada keterangan sejumlah sumber keamanan senior Lebanon, yang enggan disebut identitasnya.
Sekitar dua pekan usai peringatan diberikan, bahan kimia industri itu meledak dengan hebat dan memicu kerusakan terhadap separuh kota Beirut. Sedikitnya 163 orang tewas dan lebih dari 6 ribu orang hilang, dengan sekitar 6 ribu gedung hancur akibat ledakan dahsyat itu.
Laporan dari Direktorat Jenderal Keamanan Negara menunjukkan adanya sebuah surat pribadi yang dikirimkan kepada Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab pada 20 Juli lalu. Dalam surat itu disampaikan peringatan soal bahaya dari keberadaan sejumlah besar amonium nitrat di pelabuhan Beirut.
Isi dari surat itu tidak dilihat langsung oleh Reuters, namun seorang pejabat keamanan senior Lebanon menjelaskan garis besarnya. Menurut pejabat yang enggan disebut namanya itu, surat itu berisi hasil temuan penyelidikan yudisial yang diluncurkan pada Januari lalu, yang menyimpulkan bahwa bahan kimia itu perlu diamankan segera.
Tonton video 'Pengunduran Diri PM Lebanon Tak Hentikan Kekesalan Warga':