China Bela Palestina, Perusahaan Israel Ciptakan Alat Tes Corona 30 Detik

International Updates

China Bela Palestina, Perusahaan Israel Ciptakan Alat Tes Corona 30 Detik

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 24 Jul 2020 18:02 WIB
An employee holds a coronavirus breathalyser test at the laboratory of NanoScents headquarters in Misgav industrial zone near the northern Israeli city of Karmiel, on July 21, 2020. - An Israeli company is developing a coronavirus breathalyser test that gives results in 30 seconds, billing it as a
perusahaan Israel mengembangkan alat tes Corona 30 detik (Foto: AFP/MENAHEM KAHANA)
Jakarta -

Duta Besar China untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) berbicara di komunitas internasional tentang rencana aneksasi Israel. China secara tegas menentang rencana aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel.

Seperti surat kabar Israel haaretz, Rabu (22/7/2020) China "sangat prihatin dengan laporan rencana pencaplokan sebagian wilayah Palestina yang diduduki Israel,". Hal ini disampaikan oleh Duta Besar China Zhang Jun di Dewan Keamanan PBB yang memberikan pengarahan tentang situasi di Timur Tengah.

"Rencana semacam itu, jika dilaksanakan, akan secara serius melanggar hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan, dan mengganggu solusi dua negara. Kami mendesak pihak terkait untuk menahan diri dari mengambil tindakan sepihak, dan melakukan yang terbaik untuk mengurangi konflik dan ketegangan," kata Zhang Jun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (24/7/2020):

ADVERTISEMENT

- Perusahaan Israel Ciptakan Alat Tes Corona, Cuma 30 Detik Hasilnya Keluar

Sebuah perusahaan Israel sedang mengembangkan tes pernapasan virus Corona (COVID-19) yang bisa memberikan hasil hanya dalam 30 detik. Alat untuk rapid test ini disebut sebagai peralatan 'garis depan' yang bisa membantu memulihkan kenormalan di tengah pandemi Corona.

Seperti dilansir AFP, Jumat (24/7/2020), NanoScent -- perusahaan yang membuat alat tes ini -- menyatakan bahwa uji coba secara luas di Israel untuk keberadaan virus yang aktif telah memberikan hasil dengan 85 persen akurasi. Produk ini disebut akan menerima persetujuan regulasi dalam beberapa bulan.

CEO NanoScent, Oren Gavriely, menuturkan kepada AFP bahwa alat tes pernapasan yang disebut breathalyser ini tidak akan menggantikan tes laboratorium. Namun alat ini bisa digunakan dalam tes massal secara cepat yang akan membantu orang-orang mendapatkan 'kepercayaan untuk kembali dan bertindak normal'.

- Positif Corona, Presiden Brasil Malah Bicara ke Pegawai Tanpa Masker

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menolak untuk berdiam diri saja di rumah meski masih dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). Bolsonaro pergi berkeliling kompleks kediamannya dengan sepeda motor dan bicara dengan para pegawainya tanpa memakai masker.

Seperti dilansir AFP, Jumat (24/7/2020), Bolsonaro dikarantina di kediaman resmi kepresidenan, Istana Alvorada, di Brasilia sejak dinyatakan positif Corona pada 7 Juli lalu. Pekan ini, dia kembali dites untuk ketiga kalinya dan dinyatakan masih positif Corona. Bolsonaro pun terpaksa membatalkan rencana kunjungannya.

Dalam pernyataan via Facebook secara langsung, Bolsonaro mengakui bahwa dirinya merasa 'sedikit sedih terpenjara di sini'.

- China Bela Palestina, Tolak Keras Rencana Israel Caplok Tepi Barat

Duta Besar China untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) berbicara di komunitas internasional tentang rencana aneksasi Israel. China secara tegas menentang rencana aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel.

Seperti surat kabar Israel haaretz, Rabu (22/7/2020) China "sangat prihatin dengan laporan rencana pencaplokan sebagian wilayah Palestina yang diduduki Israel,". Hal ini disampaikan oleh Duta Besar China Zhang Jun di Dewan Keamanan PBB yang memberikan pengarahan tentang situasi di Timur Tengah.

"Rencana semacam itu, jika dilaksanakan, akan secara serius melanggar hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan, dan mengganggu solusi dua negara. Kami mendesak pihak terkait untuk menahan diri dari mengambil tindakan sepihak, dan melakukan yang terbaik untuk mengurangi konflik dan ketegangan," kata Zhang Jun.

- AS Tuduh Rusia Tembakkan Senjata Anti-Satelit ke Luar Angkasa

Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia menguji coba senjata anti-satelit dengan menembakkannya ke luar angkasa. AS memperingatkan bahwa ancaman terhadap sistem luar angkasa AS sungguh 'nyata, serius dan meningkat'.

Seperti dilansir AFP, Jumat (24/7/2020), Komando Luar Angkasa AS menyatakan pihaknya 'memiliki bukti' bahwa Rusia 'melakukan uji coba non-destruktif terhadap senjata anti-satelit berbasis luar angkasa' pada 15 Juli.

"Uji coba pekan lalu merupakan contoh lain bahwa ancaman untuk sistem luar angkasa AS dan sekutunya sungguh nyata, serius dan meningkat," demikian pernyataan Komando Luar Angkasa AS.

- Konsulatnya Ditutup Amerika, China Ancam Akan Membalas

China mengatakan langkah Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di Houston, AS minggu ini telah "sangat merusak" hubungan dan memperingatkan "harus" membalas, tanpa merinci apa yang akan dilakukannya.

Washington pada Selasa (21/7) lalu memberi China waktu 72 jam untuk menutup konsulatnya di Houston di tengah tuduhan mata-mata yang meluas, peningkatan ketegangan yang dramatis antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menggambarkan tuduhan AS tersebut sebagai "fitnah jahat" dan mengatakan langkah "tidak masuk akal" telah "sangat merusak" hubungan.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads