WHO: Pandemi Corona Semakin Cepat, Dunia dalam Fase Baru dan Berbahaya

WHO: Pandemi Corona Semakin Cepat, Dunia dalam Fase Baru dan Berbahaya

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 20 Jun 2020 09:16 WIB
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggantikan Margaret Chan.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (REUTERS/Denis Balibouse)
Jenewa -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi virus Corona (COVID-19) global kini ada dalam 'fase baru dan berbahaya'. WHO menyebut virus Corona menyebar semakin cepat saat orang-orang mulai lelah dengan lockdown dan pembatasan sosial.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/6/2020), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendorong negara-negara dan warganya untuk tetap waspada tinggi, karena jumlah kasus yang dilaporkan ke Badan Kesehatan PBB ini mencapai puncak baru.

"Pandemi semakin cepat. Lebih dari 150 ribu kasus baru COVID-19 dilaporkan ke WHO kemarin -- jumlah paling banyak dalam satu hari sejauh ini," sebut Tedros dalam konferensi pers virtual pada Jumat (19/6) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan Tedros bahwa nyaris separuh dari kasus baru yang dilaporkan ke WHO itu berasal dari kawasan Amerika, dengan sejumlah besar juga dilaporkan dari Asia Selatan dan Timur Tengah.

"Dunia ada dalam fase baru dan berbahaya. Banyak orang dipahami sudah bosan dengan berada di dalam rumah. Negara-negara dipahami sangat bersemangat untuk membuka masyarakat dan perekonomian," ujar Tedros.

ADVERTISEMENT

"Tapi virus masih menyebar cepat, masih mematikan dan kebanyakan orang masih rentan," imbuhnya, sembari menyebut bahwa kalangan yang paling rentan akan paling menderita.

Tonton juga 'Ratusan Juta Vaksin Virus Corona Diprediksi Siap Akhir 2020':

[Gambas:Video 20detik]

Sejauh ini, menurut data John Hopkins University, total kasus virus Corona secara global melebihi 8,6 juta kasus. Total kematian akibat virus Corona di berbagai negara kini melebihi 459 ribu orang.

Secara terpisah, Direktur Urusan Darurat WHO, Mike Ryan, memperingatkan bahwa negara-negara perlu mewaspadai gelombang kedua penularan dan puncak kedua dalam gelombang pertama yang belum kunjung usai. "Anda mungkin mendapati puncak kedua dalam gelombang pertama, dan kemudian Anda mungkin mengalami gelombang kedua: itu harus salah satu," tegasnya.

Sementara peningkatan jumlah kasus bisa disebabkan oleh peningkatan kemampuan tes, Ryan menyebut bahwa peningkatan tak terduga dari jumlah pasien rawat inap dan jumlah kematian menjadi indikator lebih baik untuk potensi kemunculan kembali virus Corona.

"Keluar lockdown harus dilakukan secara hati-hati. Jika Anda tidak tahu di mana virusnya berada, kemungkinan besar virus itu akan mengejutkan Anda," tandasnya.

(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads