Sementara satu ekor civet cat, sejenis musang, dihargai 600 Yuan (Rp 1,2 juta). Hewan ini diyakini sebagai pembawa penyakit sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang menular ke manusia dan memicu wabah sekitar dua dekade lalu.
Otoritas Provinsi Jiangxi juga merilis dokumen soal rencana membantu peternak untuk melepaskan ternak hewan eksotis dan untuk memberikan bantuan keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu, surat kabar lokal, Jiangxi Daily, melaporkan bahwa otoritas setempat telah memegang daftar 2.300 peternak bersertifikat, yang sebagian besar menjual satwa liar untuk makanan. Hewan-hewan ternak mereka disebut bernilai total 1,6 miliar Yuan (Rp 3,3 triliun).
Baik Provinsi Hunan maupun Jiangxi sama-sama berbatasan dengan Provinsi Hubei yang menjadi lokasi Wuhan, titik nol pandemi Corona di China.
Kelompok aktivis penyayang binatang, Humane Society International (HSI) menyebut Provinsi Hunan dan Jiangxi sebagai 'provinsi peternak satwa liar terbesar'. HSI menyebut Jiangxi secara khusus mengalami perkembangan pesat untuk perdagangan satwa liar dalam satu dekade terakhir. Pendapatan dari sektor peternakan satwa liar tahun 2018 lalu disebut mencapai 10 miliar Yuan (Rp 20,8 triliun).
Pakar kebijakan China pada HSI, Peter Li, menuturkan kepada AFP bahwa rencana serupa harus diperluas ke seluruh wilayah China.
(nvc/ita)