Otoritas Wuhan Bohong Saat Awal Wabah Corona, Trump Tanggapi Kritikan Obama

International Updates

Otoritas Wuhan Bohong Saat Awal Wabah Corona, Trump Tanggapi Kritikan Obama

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 18 Mei 2020 15:47 WIB
Otoritas Negara China mengumumkan bahwa seluruh pasien virus Corona di Wuhan, yang menjadi titik nol pandemi global ini telah dipulangkan dari rumah sakit.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Otoritas kota Wuhan di China, yang menjadi lokasi awal terdeteksinya virus Corona (COVID-19), disebut menahan informasi detail yang penting soal awal-awal merebaknya wabah Corona. Otoritas Wuhan disebut 'tidak suka memberitahu kebenaran' soal wabah yang muncul di wilayahnya.

Seperti dilansir CNN, Senin (18/5/2020), pernyataan itu disampaikan oleh penasihat senior medis untuk pemerintah China, Dr Zhong Nanshan. Di China, Dr Zhong dikenal sebagai 'pahlawan SARS' karena dia berjasa dalam peran melawan pandemi Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) tahun 2003 lalu.

Kali ini, Dr Zhong memimpin perang melawan virus Corona, khususnya pada masa-masa awal yang kritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (18/5/2020):

ADVERTISEMENT

- Trump Tanggapi Kritikan Obama Soal Penanganan Pandemi Corona

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengomentari kritikan yang dilontarkan pendahulunya, mantan Presiden AS Barack Obama, soal upaya penanganan pandemi virus Corona (COVID-19). Trump menyebut Obama 'sangat tidak kompeten'.

Obama melontarkan kritikan terhadap upaya penanganan virus Corona yang dilakukan pemerintahan AS saat ini saat menyampaikan pidato online pada acara kelulusan Sekolah Menengah AS tahun 2020. Kepada para siswa yang lulus, Obama menyebut bahwa pandemi Corona menunjukkan banyak pejabat AS 'bahkan tidak berpura-pura bertanggung jawab'.

Dia tidak menyebut langsung nama Trump atau jajaran pejabat dalam pemerintah Trump, namun awal bulan ini, diketahui Obama mengkritik keras upaya penanganan pandemi Corona oleh pemerintahan Trump sebagai 'bencana kekacauan mutlak'.

- Saat PM Selandia Baru Ditolak Masuk Kafe Demi Patuhi Aturan Pembatasan

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan suaminya ditolak masuk kafe di Wellington, Selandia Baru. Mereka ditolak karena kafe tersebut sudah penuh berdasarkan aturan pedoman jarak fisik pencegahan Corona.

Seperti dilansir CNN, Minggu (17/5/2020) cerita penolakan Ardern dan suaminya, Clarke Gayford itu terungkap dari cuitan akun Twitter bernama Joey. Mereka ditolak oleh sebuah kafe populer di Wellington pada hari Sabtu (16/5).

Cuitan Joey tersebut lantas ditanggapi langsung oleh Clarke Gayford. Dia mengakui bahwa ia dan istrinya ditolak masuk kafe dan mematuhinya.

- Penasihat Medis China: Wuhan Tak Sampaikan Kebenaran di Awal Wabah Corona

Otoritas kota Wuhan di China, yang menjadi lokasi awal terdeteksinya virus Corona (COVID-19), disebut menahan informasi detail yang penting soal awal-awal merebaknya wabah Corona. Otoritas Wuhan disebut 'tidak suka memberitahu kebenaran' soal wabah yang muncul di wilayahnya.

Seperti dilansir CNN, Senin (18/5/2020), pernyataan itu disampaikan oleh penasihat senior medis untuk pemerintah China, Dr Zhong Nanshan. Di China, Dr Zhong dikenal sebagai 'pahlawan SARS' karena dia berjasa dalam peran melawan pandemi Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) tahun 2003 lalu.

Kali ini, Dr Zhong memimpin perang melawan virus Corona, khususnya pada masa-masa awal yang kritis.

- Nyaris 5 Ribu Kasus Corona Sehari, India Perpanjang Lockdown Hingga 31 Mei

India memperpanjang lockdown (penguncian) terkait pandemi virus Corona hingga 31 Mei mendatang. Namun sejumlah sektor akan diizinkan untuk buka kembali guna mengurangi kerugian ekonomi.

Lockdown terhadap 1,3 miliar penduduk India itu telah diterapkan sejak akhir Maret lalu. Lockdown untuk meredam penyebaran virus Corona ini telah berdampak pada kaum miskin di India, dengan jutaan pekerja telah kehilangan pekerjaan.

"Langkah-langkah lockdown untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 akan berlanjut hingga setidaknya 31 Mei," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri India seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (18/5/2020).

- Protes Penanganan Corona, Ini yang Dilakukan Staf RS Saat PM Belgia Datang

Para perawat dan staf rumah sakit di Brussels, Belgia, memberikan sambutan dingin kepada Perdana Menteri (PM) Sophie Wilmes saat dia berkunjung di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Para perawat dan staf rumah sakit itu berbaris di pintu masuk rumah sakit dan membalikkan badan mereka atau memunggungi rombongan PM Wilmes yang baru tiba.

Seperti dilansir AFP, Senin (18/5/2020), insiden ini terjadi di Rumah Sakit Saint Pierre, Brussels, saat PM Wilmes datang berkunjung pada Sabtu (16/5) waktu setempat. Para perawat dan staf rumah sakit itu awalnya terlihat berbaris dengan rapi di rute yang dilewati rombongan PM Wilmes, namun saat rombongan itu lewat, mereka satu persatu membalikkan badan.

Menurut media-media lokal Belgia, aksi ini merupakan bentuk protes para perawat dan staf rumah sakit atas kurangnya sumber daya di rumah-rumah sakit dan menentang dekrit resmi yang memaksa mereka terus bekerja jika situasi krisis menuntut mereka demikian.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads