Seperti dilansir AFP, Senin (18/5/2020), insiden ini terjadi di Rumah Sakit Saint Pierre, Brussels, saat PM Wilmes datang berkunjung pada Sabtu (16/5) waktu setempat. Para perawat dan staf rumah sakit itu awalnya terlihat berbaris dengan rapi di rute yang dilewati rombongan PM Wilmes, namun saat rombongan itu lewat, mereka satu persatu membalikkan badan.
Menurut media-media lokal Belgia, aksi ini merupakan bentuk protes para perawat dan staf rumah sakit atas kurangnya sumber daya di rumah-rumah sakit dan menentang dekrit resmi yang memaksa mereka terus bekerja jika situasi krisis menuntut mereka demikian.
"Para politikus terus-menerus membalikkan punggung mereka (mengabaikan) permohonan kami untuk bantuan," tutur salah satu perawat yang ikut aksi ini, yang enggan disebut namanya, kepada televisi setempat RTBF.
"Tim-tim itu kekurangan staf dan tingkat kelelahan menunjukkan hal itu. Kami ingin profesi ini dihargai dengan baik," imbuhnya.
Seorang juru bicara PM Wilmes menyatakan sang PM sempat berbicara selama 40 menit dengan perwakilan perawat dan staf yang menggelar aksi protes. Menurut juru bicara ini, situasi di dalam rumah sakit jauh lebih ramah.
Via akun Twitter-nya, PM Wilmes menyatakan bahwa rapat dan pembicaraan dengan staf rumah sakit itu merupakan 'momen penting'.
"Situasi kesehatan, perlindungan, tekanan mental, penghormatan pada profesi, pendanaan layanan kesehatan -- tidak ada yang tidak dibahas," tulisnya.
Belgia menjadi salah satu negara yang terdampak parah oleh pandemi Corona. Angka kematian per kapita di Belgia tercatat sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Beberapa waktu terakhir, pembatasan lockdown di Belgia mulai dilonggarkan saat laju kenaikan kasus virus Corona mulai mereda.
Berdasarkan data resmi pemerintah Belgia yang dirilis pada Minggu (17/5) waktu setempat, total 55.290 kasus virus Corona terkonfirmasi di negara ini, dengan korban meninggal mencapai 9.052 orang.
Tonton juga video 'Cerita WNI Puasa di Belgia Saat Lockdown Corona':
(nvc/ita)