Ilmuwan memperingatkan bahwa pandemi berikutnya bisa berasal dari hutan Amazon. Sebabnya, perusakan habitat hewan oleh manusia marak di Amazon yang bisa memicu penyakit zoonosis, seperti virus Corona yang kini merajelala.
Seperti dilansir dari AFP, Kamis (14/5/2020) peringatan ini datang dari ilmuwan ahli ekologi Brasil, David Lapola. Dia mengatakan perambahan manusia terhadap habitat hewan--kemungkinan penyebab dalam wabah virus Corona--melonjak di sana karena deforestasi yang merajalela.
Para peneliti mengatakan urbanisasi daerah yang dulu kawasan hutan liar berkontribusi terhadap munculnya penyakit zoonosis--penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini termasuk yang terjadi pada virus Corona, yang diyakini para ilmuwan berasal dari kelelawar sebelum ditularkan ke manusia di provinsi Hubei yang mengalami urbanisasi, mungkin melalui spesies ketiga.
Pria yang fokus mempelajari bagaimana aktivitas manusia akan membentuk kembali ekosistem hutan tropis di masa depan itu, mengatakan proses yang sama juga berlaku di Amazon. Lapola juga memegang gelar PhD dalam pemodelan sistem bumi dari Max Planck Institutes di Jerman dan bekerja di University of Campinas di Brasil.
"Amazon adalah tempat berkumpulnya banyak virus. Sebaiknya kita tidak mempertaruhkan keberuntungan kita," ungkap Lapola.
Pola serupa juga dapat dilihat dalam wabah lain seperti HIV, Ebola dan demam berdarah. "Semua virus yang muncul atau menyebar dalam skala besar karena ketidakseimbangan ekologis," katanya.
Untuk diketahui, hutan hujan terbesar di dunia menghilang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Tahun lalu, di tahun pertama Presiden Jair Bolsonaro, penggundulan hutan di Amazon Brazil melonjak 85 persen, menjadi lebih dari 10.000 kilometer persegi (3.900 mil persegi) - daerah yang hampir seukuran Lebanon.
Tren ini terus berlanjut tahun ini. Menurut data berdasarkan gambar satelit dari National Space Research Institute (INPE) Brasil, dari Januari hingga April, 1.202 kilometer persegi hutan menghilang, mencetak rekor baru untuk empat bulan pertama tahun ini.
Dia menambahkan, ini merupakan berita buruk, tidak hanya untuk planet ini, tetapi juga untuk kesehatan manusia.