Mahamud mengatakan bahwa sebelum vaksin yang aman dan efektif dikembangkan, beberapa aturan jaga jarak sosial harus tetap dilanjutkan.
"Kami percaya pada strategi pemerintah Selandia Baru, yang didasarkan pada sains dan bukti," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan pada 7 Mei, Menteri Kesehatan Selandia Baru David Clark akan muncul dalam konferensi video mingguan WHO untuk membahas tantangan yang dihadapi Selandia Baru. Dia juga mendorong Selandia Baru untuk mendukung negara-negara Pasifik, jika ada wabah yang signifikan di negara-negara tersebut.
Sebelumnya, PM Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengklaim negaranya telah menang melawan penyebaran virus Corona. Klaim ini disampaikan saat Selandia Baru mulai merencanakan langkah untuk keluar dari lockdown.
"Tidak ada penularan di masyarakat yang tersebar luas dan tidak terdeteksi di Selandia Baru. Kita telah memenangkan pertempuran itu," klaim PM Ardern seperti dilansir AFP, Senin (27/4/2020).
Setelah nyaris lima pekan memberlakukan pembatasan maksimum Level 4 yang hanya memperbolehkan layanan esensial untuk beroperasi, Selandia Baru berpindah ke Level 3 pada Senin (27/4) waktu setempat. Ini berarti sejumlah pusat bisnis, tempat makan takeaway dan sekolah-sekolah akan buka kembali.
Namun PM Ardern memperingatkan bahwa tidak ada kepastian soal kapan seluruh penularan akan hilang, yang memungkinkan kembalinya kehidupan normal.
PM Ardern menyatakan bahwa semua orang ingin 'kembali ke kontak sosial yang kita semua rindukan'. Tapi, lanjutnya, untuk melakukan hal itu secara yakin 'kita perlu bergerak secara perlahan dan kita perlu bergerak secara hati-hati'.
(rdp/ita)