Door to Door, Warga China 'Buru' Orang-orang yang Datang dari Wuhan

Door to Door, Warga China 'Buru' Orang-orang yang Datang dari Wuhan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Feb 2020 18:30 WIB
Virus corona jenis baru pertama kali ditemukan di kawasan Wuhan, China. Kawasan itu pun kini terisolasi untuk antisipasi penyebaran virus yang makin meluas.
Suasana di kota Wuhan yang sepi akibat wabah virus corona (Getty Images)

Pekan lalu, Komisi Kesehatan Nasional China mengimbau desa-desa setempat untuk menyelidiki ke mana saja warganya melakukan perjalanan saat liburan Tahun Baru Imlek. Namun dengan berakhirnya liburan pada Senin (3/2) ini, pemerintah-pemerintah daerah berada di bawah tekanan untuk mencari orang-orang yang pernah mengunjungi Provinsi Hubei.

"Jika mereka tampak tidak dikenal atau membawa koper, saya akan meminta mereka untuk mendaftar. Saya cukup khawatir," ucap seorang wanita bermarga Mei yang bekerja di salah satu komite lingkungan lokal di Beijing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun beberapa kawasan mengambil langkah ekstrem dengan melarang pengunjung atau warga yang datang dari Hubei, masih banyak warga yang akan mengizinkan orang-orang dari Hubei untuk masuk ke lingkungan mereka, namun dengan catatan mereka harus dikarantina selama dua pekan.

Sekretaris salah satu komite lingkungan di Beijing, Xu Aimin, menjelaskan bahwa begitu orang-orang dari Hubei itu datang, mereka harus dikarantina di dalam rumah mereka sendiri. "Mereka tidak bisa keluar-masuk," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Jika mereka butuh membeli makan, sebut Xu, anggota komite lingkungan bisa melakukannya untuk mereka. Dia juga menyebut bahwa warga dari Hubei akan menerima telepon setiap hari dan diperiksa suhu tubuhnya saat karantina.

Menurut Xu, komite lingkungannya -- yang mengelola kompleks apartemen dengan 2.400 keluarga -- telah mengetuk setiap pintu untuk memeriksa rekam jejak perjalanan para penghuni apartemen itu. "Informasi kami dari bawah ke atas. Kami ingin menjadikan semua orang sebagai sumber informasi," ucap Xu kepada AFP.

Di sisi lain, langkah-langkah semacam ini memicu kekhawatiran publik dan memperparah stigma warga Wuhan dan Provinsi Hubei. "Bagaimana Anda melihat Wuhan adalah bagaimana dunia akan melihat China," demikian bunyi komentar salah satu pengguna Weibo, semacam Twitter di China.

"Sebagai warga asal Wuhan, saya merasa tersakiti. Saya kecewa orang-orang tidak memiliki simpati," ucap Lucy Huang (26), pembuat film dokumenter yang tinggal di Beijing, kepada AFP. Dia mengomentari tren di Weibo di mana orang-orang mengkritik warga Wuhan dan Hubei.

"Musuh kita selalu virus itu sendiri dan bukan warga Hubei atau warga Wuhan," tandasnya.


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads