Seperti dilansir The Star, Selasa (17/12/2019), Setev Shaariibuu, ayah Altantuya, dalam tanggapannya menyebut pengakuan itu menjadi kesempatan bagi Malaysia untuk membersihkan nama.
Azilah Hadri, mantan polisi Malaysia yang menjadi eksekutor Altantuya dan kini tengah menunggu eksekusi mati atas kasus tersebut, menyampaikan pengakuan mengejutkan melalui sebuah pernyataan tertulis di bawah sumpah atau statutory declaration (SD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Azilah menjelaskan secara detail momen saat dirinya diperintahkan Najib untuk 'menembak mati' Altantuya yang disebut sebagai 'mata-mata asing yang berbahaya'. Perintah itu diberikan Najib secara verbal saat dia memanggil Azilah ke rumahnya di Pekan pada 17 Oktober 2006.
Disebutkan oleh Azilah bahwa Najib juga memerintahkan agar jenazah Altantuya diledakkan usai ditembak mati.
"Ini menjadi kesempatan bagi otoritas Malaysia untuk membersihkan nama Malaysia di tingkat internasional jika mereka dapat segera menindaklanjuti keadaan ini," sebut Setev dalam pernyataan yang disampaikan via pengacaranya, Munkhsaruul Mijiddorj.
Disebutkan lebih lanjut oleh Mijiddorj bahwa Setev sedang dirawat di rumah sakit dan akan merilis pernyataan lebih detail dalam beberapa hari ke depan.
Dalam tanggapannya, Najib menyebut pengakuan yang disampaikan Azilah itu sebagai 'rekayasa sepenuhnya'. Dia juga mempertanyakan mengapa detail baru soal kasus pembunuhan itu baru muncul sekarang.
"Tiba-tiba ada detail soal (Altantuya menjadi) mata-mata Rusia dan tuduhan bahwa saya memerintahkan pembunuhannya karena dia seorang mata-mata," tulis Najib dalam tanggapan via Facebook.
Najib menuduh pemerintahan Pakatan Harapan yang dipimpin oleh PM Mahathir Mohamad sengaja 'memunculkan konspirasi baru untuk melawan dan menuduh' dirinya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini