Usai rapat dengan FAA, Boeing merilis pernyataan yang isinya menyatakan pengakuan dan pemahaman bahwa 737 MAX tidak akan bisa mengudara kembali pada tahun ini. Diketahui bahwa Boeing 737 MAX di-grounded secara global sejak Maret lalu, setelah terjadi dua tragedi maut Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 320 yang menewaskan total 346 orang.
Boeing telah merakit 42 unit 737 MAX sekitar sebulan sejak grounded diberlakukan, dengan alasan agar tidak mempersulit pemasok suku cadang atau agar tidak perlu secara terpaksa memecat para pekerja yang masih akan dibutuhkan nanti. Namun Boeing tidak bisa mengantarkan 737 MAX yang telah dirakit itu. Hal itu memicu kerugian besar bagi Boeing, mengingat pemasukan terbesar berasal dari penjualan pesawat yang selesai diantarkan ke konsumen.
Disebutkan Boeing sebelumnya bahwa setidaknya dibutuhkan waktu hingga tahun 2021 untuk mengantarkan seluruh pesawat 737 MAX yang telah dirakit sejak grounded diberlakukan, karena maskapai-maskapai tidak bisa menerima ratusan pesawat sekaligus. Dibutuhkan pemeriksaan teliti oleh regulator penerbangan terhadap setiap pesawat yang akan diantarkan, yang tentu saja semakin memperpanjang penundaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media terkemuka AS, The Wall Street Journal (WSJ), menjadi yang pertama melaporkan bahwa Boeing tengah mempertimbangkan untuk membatasi atau menangguhkan produksi 737 MAX. Menurut sumber yang dikutip WSJ, manajemen Boeing semakin melihat bahwa menangguhkan produksi sebagai opsi paling layak di antara opsi-opsi lain yang tengah dihadapi direksi Boeing, yang mulai menggelar rapat di Chicago pada Minggu (15/12) waktu setempat.
Pihak Boeing tidak secara tegas menanggapi laporan WSJ. Dalam pernyataan kepada CNN, Boeing hanya menyatakan bahwa pihaknya terus 'bekerja secara saksama dengan FAA dan regulator penerbangan global menuju sertifikasi dan kembalinya MAX ke layanan dengan aman'.
"Kami akan terus menilai keputusan produksi berdasarkan kerangka waktu dan kondisinya kembalinya MAX ke layanan, yang akan didasarkan pada persetujuan regulator penerbangan dan mungkin bervariasi berdasarkan yurisdiksi," tegas Boeing dalam pernyataannya.
Pekan lalu, seorang whistleblower dari Boeing yang pernah bekerja dalam program 737 MAX mengungkapkan kepada Kongres AS bahwa dirinya pernah mendorong pimpinan Boeing untuk menghentikan produksi pesawat jenis itu karena dia melihat adanya masalah keselamatan dan quality-control. Dorongan itu tidak ditanggapi oleh jajaran eksekutif Boeing.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini