FAA Prediksi Bisa Ada 15 Kecelakaan Boeing 737 MAX Jika Tanpa Perbaikan

FAA Prediksi Bisa Ada 15 Kecelakaan Boeing 737 MAX Jika Tanpa Perbaikan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 12 Des 2019 10:24 WIB
Ilustrasi (REUTERS/Lindsey Wasson)
Washington DC - Analisis Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) atau FAA memperkirakan akan ada lebih banyak kecelakaan yang dialami pesawat Boeing 737 MAX jika tidak dilakukan perbaikan software. Analisis itu disampaikan setelah kecelakaan pertama Boeing 737 MAX tahun 2018 lalu.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (12/10/2019), meski ada analisis tersebut, FAA tetap tidak meng-grounded Boeing 737 MAX hingga kecelakaan kedua terjadi pada Maret lalu, atau lima bulan usai kecelakaan pertama. Tragedi Lion Air JT 610 pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines ET 320 pada Maret lalu menewaskan total 346 orang.

Hasil analisis FAA itu diungkapkan dalam rapat dengar pendapat di Komisi Transportasi House of Representatives (HOR) atau DPR AS pada Rabu (11/12) waktu setempat. Komisi Transportasi DPR AS diketahui sedang menyelidiki pengawasan FAA atas Boeing dan pesawat 737 MAX.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski ada kalkulasi sendiri, FAA seperti melempar dadu untuk keselamatan publik yang melakukan perjalanan dan membiarkan MAX terus terbang hingga Boeing memeriksa software MCAS-nya," ujar Ketua Komisi Transportasi DPR AS, Peter DeFazio, dalam pernyataannya.


MCAS merupakan sebutan untuk sistem kendali penerbangan pada Boeing 737 MAX yang secara otomatis mendorong hidung pesawat ke bawah saat merespons bacaan yang keliru dari sensor-sensor yang ada.

Analisis FAA yang diungkapkan dalam rapat Komisi Transportasi DPR AS itu memperkirakan bisa ada 15 kecelakaan fatal Boeing 737 MAX jika Boeing tidak memperbaiki sistem kendali penerbangan otomatis yang bermasalah.

Disimpulkan FAA dalam analisisnya bahwa lebih dari 2.900 orang bisa tewas dalam kecelakaan-kecelakaan Boeing 737 MAX dalam 45 tahun ke depan, tanpa adanya perbaikan software. Diasumsikan bahwa armada Boeing 737 MAX berkembang menjadi 4.800 unit pesawat di seluruh dunia.

Kurang dari 400 pesawat Boeing 737 MAX telah mengudara sebelum di-grounded secara global pada Maret, usai tragedi Ethiopian Airlines. Diperkirakan Boeing akan bisa memperbaiki software MCAS pada 737 MAX dalam waktu 7 bulan.

Analisis itu diselesaikan beberapa minggu setelah FAA merilis pemberitahuan darurat kepada para pilot yang menerbangkan Boeing 737 MAX. Diketahui juga FAA tidak mengambil langkah tambahan setelah memperkirakan adanya 15 kecelakaan Boeing 737 MAX tanpa adanya perbaikan software. Seorang juru bicara FAA menyebut analisis itu merupakan salah satu dari beberapa cara yang digunakan FAA untuk menganalisis masalah keamanan.


Dalam tanggapannya, administrator FAA, Stephen Dickson, menolak untuk menyebut keputusan pihaknya untuk tidak segera meng-grounded Boeing 737 MAX sebagai sebuah kesalahan. Disebutkan Dickson bahwa FAA dan Boeing telah merilis pemberitahuan untuk mengingatkan pilot-pilot soal cara menangani tukikan hidung pesawat Boeing 737 MAX.

"Sudah jelas hasilnya tidak memuaskan. Keputusan ini tidak mencapai hasilnya yang seharusnya dicapai," ucap Dickson.

Secara terpisah, juru bicara Boeing menyebut respons pihaknya usai kecelakaan pertama terjadi sudah 'sepenuhnya konsisten dengan analisis FAA dan proses yang telah ditetapkan'.

DeFazio memuji komentar Dickson namun tetap secara keras mengkritik FAA dan Boeing. "FAA gagal menjalankan tugasnya. FAA gagal memberikan pengawasan regulator yang diperlukan untuk memastikan keamanan publik yang terbang," tegas DeFazio.

Laporan ini mengindikasikan bahwa para pejabat FAA hanya mengetahui sedikit soal MCAS, yang dinyatakan berkontribusi dalam dua kecelakaan Boeing 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia. Ditegaskan Dickson bahwa kali ini pihaknya tidak akan mendelegasikan pekerjaan peninjauan utama kepada Boeing.

Dickson menyatakan FAA tidak menetapkan kerangka waktu untuk kembalinya 737 MAX, yang diharapkan Boeing akan bisa mengudara lagi awal tahun depan. Dia menegaskan Boeing 737 MAX hanya akan boleh terbang lagi setelah seluruh masalah keamanan ditangani dan para pilot menerima pelatihan cukup untuk menerbangkan pesawat dengan selamat.


DeFazop dan para anggota parlemen AS lainnya mengindikasikan kemungkinan mengajukan legislasi untuk memeriksa cara FAA mensertifikasi pesawat baru. Namun Dickson menegaskan FAA bisa melakukan lebih baik dan menyatakan rekor keamanan penerbangan AS -- tidak adanya kecelakaan fatal maskapai AS sejak tahun 2009 -- menunjukkan pengawasan FAA berjalan baik.

"Sistemnya tidak rusak," tegas Dickson.


Simak Video "CEO Boeing Akui Ada Kesalahan di Pesawat 373 MAX"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 3
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads