Seperti dilansir Associated Press, Jumat (29/11/2019), bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan Irak semakin meluas setelah sejumlah demonstran membakar gedung Konsulat Iran di Najaf, salah satu kota suci di Irak, pada Rabu (27/11) waktu setempat.
Para pejabat keamanan dan otoritas medis setempat melaporkan bahwa pasukan keamanan Irak telah menewaskan 35 demonstran di kota Nasiriyah dan Baghdad sejak Rabu (27/11) malam waktu setempat. Sekitar 245 orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan yang meluas ke wilayah selatan Irak.
Pada Kamis (28/11) malam waktu setempat, lima demonstran lainnya dilaporkan tewas di tangan pasukan keamanan Irak di kota Najaf. Sumber keamanan dan medis setempat menyebut pasukan keamanan Irak menembakkan lima peluru tajam ke arah demonstran untuk mencegah aksi pembakaran di masjid setempat yang diberi nama sama dengan ayah seorang pemimpin politik terkemuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unjuk rasa besar-besaran di Irak dimulai 1 Oktober lalu, saat ribuan warga turun ke jalanan untuk memprotes korupsi pemerintah dan mengeluhkan buruknya layanan publik serta tingginya angka pengangguran. Demonstran juga mengecam semakin meningkatnya pengaruh Iran dalam urusan dalam negeri Irak.
Simak Video "Warga Irak Mengenang Tewasnya Pengunjuk Rasa Antipemerintah"
Pasukan keamanan Irak menembakkan peluru tajam, gas air mata dan bom asap hampir setiap hari sejak unjuk rasa dimulai. Sedikitnya 350 orang tewas dan ribuan orang lainnya luka-luka dalam gerakan protes terbesar dalam sejarah modern Irak.
Menanggapi pembakaran gedung konsulatnya, Iran mengecamnya dan menyerukan respons 'bertanggung jawab, tegas dan efektif' dari pemerintah Irak.
Kementerian Luar Negeri Irak juga mengecam aksi pembakaran konsulat Iran dan menyebutnya dilakukan 'orang-orang dari luar kelompok demonstran sesungguhnya' yang berniat merusak hubungan antara kedua negara.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini