Seperti dilansir AFP, Selasa (19/11/2019), insiden pembajakan oleh Houthi yang terjadi pada Minggu (17/11) waktu setempat itu dikonfirmasi oleh koalisi militer pimpinan Saudi dalam pernyataan pada Senin (18/11) waktu setempat.
"Pada Minggu (17/11) waktu setempat, saat kapal penarik (tugboat) Rabigh-3 berlayar di Laut Merah bagian selatan, kapal itu dibajak dan mengalami perampokan bersenjata oleh elemen teroris yang berafiliasi dengan milisi Houthi," sebut juru bicara koalisi pimpinan Saudi, Turki al-Maliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal itu menarik sebuah (marine) rig milik sebuah perusahaan Korea Selatan," imbuh al-Maliki dalam pernyataan via Saudi Press Agency (SPA).
Tidak disebutkan lebih lanjut dalam pernyataan tersebut soal asal atau pemilik kapal yang dibajak dan berapa banyak awak kapal di dalamnya.
Secara terpisah, Perdana Menteri (PM) Yaman, Abdulmalik Saeed, menuturkan via Twitter bahwa 'sebuah kapal Korea dan kapal yang mendampinginya' telah dibajak para pemberontak. Saeed mengecam pembajakan itu sebagai 'eskalasi berbahaya'.
Namun menurut situs pelacakan kapal, Marine Traffic, pelabuhan asal kapal Rabigh-3 itu berada di kota Jeddah, Saudi bagian barat. Disebutkan juga bahwa kapal itu berlayar di bawah bendera Saudi.
Kepala Komisi Revolusioner pada Houthi, Mohammed al-Huthi, mengakui bahwa kelompoknya menyita sebuah kapal yang memasuki wilayah Yaman. Dia menyebutnya sebagai 'kasus mencurigakan' di pantai Yaman.
"Penjaga pantai Yaman sedang menjalankan tugasnya untuk mencari tahu apakah kapal itu... milik penindas (Saudi-red) atau milik Korea Selatan. Jika itu milik Korea Selatan, kapal itu akan dilepaskan setelah menjalani prosedur hukum... kami memastikan semua orang untuk tidak khawatir soal awaknya," ucapnya.
Kabar soal pembajakan kapal ini mencuat saat Saeed kembali ke kota Aden untuk pertama kalinya pada Senin (18/11) waktu setempat, sejak diusir oleh kelompok separatis pada Agustus lalu. Diketahui bahwa kota Aden menjadi pusat pemerintahan Yaman setelah Houthi menduduki Sanaa sejak tahun 2014 lalu.
Kembalinya Saeed ke Aden ini menyusul kesepakatan dengan Houthi yang dimediasi Saudi pada November lalu, yang dipandang para pengamat bisa membuka jalan menuju kesepakatan perdamaian lebih luas di Yaman. Houthi telah bertempur melawan pasukan pemerintah Yaman dan sekutu-sekutunya termasuk Saudi selama empat tahun terakhir. (nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini