Dalam pernyataan terpisah, seorang sumber kepolisian yang enggan disebut namanya mengonfirmasi kepada AFP bahwa sejumlah peluru tajam ditembakkan ke lebih dari satu demonstran dalam bentrokan di distrik Sai Wan Ho. Sumber itu menyatakan polisi akan merilis pernyataan resmi segera.
Diketahui bahwa unjuk rasa antipemerintah masih berlanjut di Hong Kong setelah berlangsung selama lima bulan terakhir. Beberapa waktu terakhir, unjuk rasa seringkali diwarnai bentrokan sengit antara demonstran dan polisi.
Situasi semakin memanas setelah beberapa hari seorang mahasiswa berusia 22 tahun tewas usai terjatuh di gedung parkir saat bentrok dengan polisi. Aksi protes digelar selama empat hari berturut-turut usai kematian mahasiswa itu pada Jumat (8/11) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui forum pesan online, para aktivis pro-demokrasi menyerukan aksi mogok massal pada Senin (11/11) pagi waktu setempat. Unjuk rasa dadakan muncul di sejumlah distrik pada pagi hari saat warga sibu berangkat kerja. Beberapa kelompok kecil demonstran bermasker menyerang stasiun kereta bawah tanah dan memblokir sejumlah perempatan jalanan setempat. Sebelum penembakan terjadi di Sai Wan Ho, gas air mata dilaporkan telah ditembakkan di dua lokasi lainnya.
Penembakan dengan peluru tajam oleh polisi pada Senin (11/11) ini merupakan insiden ketiga yang mengenai demonstran Hong Kong sejak unjuk rasa dimulai pertengahan tahun ini. Insiden pertama terjadi pada 1 Oktober lalu saat seorang siswa terkena peluru tajam di bagian dadanya setelah dirinya dan demonstran lainnya menyerang polisi dengan tongkat. Siswa itu sempat dirawat di rumah sakit namun berhasil selamat.
Beberapa hari kemudian, masih pada bulan Oktober, seorang remaja 14 tahun tertembak peluru tajam di kakinya. Remaja ini tertembak saat seorang polisi berpakaian preman menembakkan pistolnya usai mobilnya diserang demonstran. Remaja itu selamat dari luka-lukanya.
(nvc/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini