Dikutip dari Reuters, Rabu (30/10/2019) Petugas kepolisian mengatakan pembunuhan itu adalah peristiwa berdarah yang paling besar selama beberapa bulan terakhir.
Lima orang yang tewas adalah petugas konstruksi yang berasal dari negara bagian Bengal Barat di India timur. Mereka ditembak mati sedangkan satu orang mengalami luka-luka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok militan Kashmir diketahui sudah berperang dengan pemerintahan India sekitar tiga dekade terakhir. Namun sejak Agustus kemarin, mereka menargetkan serangan kepada kelompok non-Kashmir yang bekerja ataupun melakukan bisnis di negara bagain tersebut.
India menduga Pakistan mendukung kelompok itu. Namun Islamabad membantah tuduhan itu. Kedua negara mengklaim Kashmir adalah wilayah mereka sepenuhnya.
Baca juga: New Delhi Gratiskan Tiket Bus Bagi Wanita |
Pembunuhan terjadi setelah satu hari protes melempar batu di seluruh wilayah Kashmir. Peristiwa dipicu oleh kedatangan 23 anggota parlemen Uni Eropa.
Warga menyuarakan kemarahan mereka setelah pemerintah federal yang berusaha mengirimkan delegasi agar Kashmir kembali normal. Namun, sebagian besar koneksi internet tetap terputus dan kehidupan sehari-hari terganggu karena pengamanan yang ketat.
Dua orang petugas, satu dari pemerintah dan satu orang lainnya dari pihak kepolisian mengatakan demonstrasi kembali digelar di 40 lokasi yang berbeda termasuk di kota Srinagar. Demonstrasi di Srinagar dimulai sekitar beberapa jam sebelum delegasi Uni Eropa tiba. Demo itu berlangsung sepanjang hari, hingga polisi menembakkan gas air mata.
Setidaknya delapan orang demonstran mengalami luka-luka dan dilarikan ke Rumah Sakit SMHS Srinagar untuk mendapat perawatan. Peserta unjuk rasa juga melemparkan batu kepada petugas di 6 lokasi demo yang berbeda.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini