Kepada para wartawan, Lam mengatakan bahwa otoritas Hong Kong bisa mengatasi masalah-masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Namun dikatakannya, China bisa dipanggil jika situasi menjadi "sangat buruk".
"Pada saat ini, saya masih sangat merasa bahwa kita harus menemukan solusinya sendiri. Ini juga menjadi posisi pemerintah pusat (di Beijing) bahwa Hong Kong harus menangani sendiri masalahnya," tutur Lam seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (8/10/2019).
"Namun jika situasi menjadi sangat buruk, maka tidak ada pilihan yang bisa dikesampingkan jika kita ingin Hong Kong setidaknya memiliki kesempatan lain," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini menjadi momen pertama ERO diberlakukan dalam 52 tahun terakhir di Hong Kong. Terakhir kali, ERO digunakan oleh Inggris untuk menangani kerusuhan mematikan tahun 1967 silam yang diwarnai pengeboman dan pembunuhan hingga menewaskan sedikitnya 50 orang.
Di bawah aturan ini, setiap warga Hong Kong dilarang memakai masker atau penutup wajah saat berkumpul di tempat umum, baik secara legal atau secara ilegal. Menurut salinan dokumen soal aturan ini, seperti dilansir Straits Times, pelanggaran terhadap larangan masker ini memiliki ancaman hukuman maksimum 1 tahun penjara atau hukuman denda hingga HK$ 25 ribu (Rp 44 juta).
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini