Diketahui bahwa Hong Kong telah dilanda aksi-aksi demo besar-besaran selama hampir empat bulan ini. Jutaan warga Hong Kong telah turun ke jalan-jalan untuk memprotes apa yang mereka anggap sebagai kekuasaan otoriter China atas kota semiotonomi tersebut.
Menurut Mahathir, pemimpin Hong Kong, Carrie Lam berada dalam dilema.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hati nuraninya mengatakan bahwa warga Hong Kong benar dalam menolak hukum (ekstradisi) tersebut. Namun di lain pihak, dia mengetahui konsekuensi menolak hukum tersebut," imbuh pemimpin negeri Jiran itu.
Aksi-aksi demo di Hong Kong awalnya dipicu oleh penolakan atas RUU yang memungkinkan ekstradisi ke China daratan. Meski RUU tersebut kemudian dicabut, aksi demo tersebut berkembang menjadi gerakan yang lebih luas untuk menuntut kebebasan demokrasi.
"Bagi pemimpin (Lam), saya pikir yang terbaik adalah mengundurkan diri," tandas Mahathir.
Menyinggung tragedi Alun-alun Tiananmen di Beijing, China pada tahun 1989, Mahathir mengatakan bahwa pada akhirnya pemerintah China akan mengirimkan militer dan "mengambil tindakan, tindakan keras untuk mengakhiri demonstrasi tersebut."
"Saya pikir pada akhirnya, itulah yang akan dilakukan China (di Hong Kong)," tutur Mahathir.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini