Seperti dilansir CNN, Selasa (24/9/2019), citra satelit yang didapat dari Middlebury Institute dan Planet Labs itu menunjukkan perkembangan aktivitas Korut dalam mempersiapkan kapal selam di Galangan Kapal Angkatan Laut Sinpo Selatan sepanjang pantai dekat Laut Timur.
Menurut para analis, pemimpin Korut Kim Jong-Un mengunjungi pangkalan laut itu pada Juli lalu, untuk menginspeksi perkembangan pada kapal selam, yang mungkin sudah beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Belum ada komentar dari Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) soal citra satelit ini.
Saat Kim Jong-Un menginspeksi perakitan kapal selam itu pada Juli lalu, kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan bahwa Kim Jong-Un telah mendapat penjelasan soal operasional, data taktis dan sistem persenjataan pada kapal selam itu. Disebutkan juga oleh KCNA pada saat itu bahwa kapal selam tersebut akan 'segera' dikerahkan ke wilayah perairan Korut.
Menurut seorang pejabat senior AS yang memahami isu ini, AS telah menganalisis foto-foto kunjungan Kim Jong-Un yang dirilis KCNA pada Juli lalu yang kemungkinan besar menunjukkan sebuah kapal selam yang diperbarui, yang telah disadari oleh otoritas AS selama lebih dari satu tahun terakhir.
Peneliti senior pada James Martin Center for Nonproliferation Studies, Dave Schmerler, menyebut citra satelit terbaru itu menunjukkan sebuah struktur dengan jaring-jaring di atasnya, yang mungkin digunakan untuk menutupi kapal selam yang ada di permukaan air. Citra satelit itu juga menunjukkan keberadaan sebuah truk crane.
"Pengerjaan ini dalam persiapan untuk peluncuran kapal selam terbaru mereka tapi kita tidak bisa memprediksi kapan itu akan terjadi," kata Schmerler.
Korut diyakini memiliki sekitar 70 kapal selam, namun para pakar menyebut kebanyakan kapal selam Korut sudah berusia tua dan saat ini tidak bisa menembakkan rudal balistik bermuatan nuklir.
Para analis menilai rezim Kim Jong-Un berupaya merakit kapal selam bersenjatakan nuklir untuk meningkatkan kemampuan pencegahan, karena kapal selam jenis itu sulit dilacak dan dihancurkan dengan rudal berbasis darat. Tahun 2016 lalu, Korut sukses menguji coba rudal balistik yang ditembakkan dari kapal selam.
Asisten Sekretaris untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, Randall Shriver, kepada CNN mengatakan bahwa aktivitas di pangkalan laut Korut yang terungkap dari citra satelit komersial itu sangat mengkhawatirkan.
"Kita melihat modernisasi yang sangat disengaja (di Korut). Jika Anda meramalkan kemungkinan cukup jauh, mereka mencari kemampuan yang membuat mereka lebih kuat," sebut Shriver.
Halaman 4 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini