Diketahui bahwa pria berusia 40 tahun ditangkap setelah mendorong bocah berusia 8 tahun ke depan kereta yang melaju di stasiun utama Frankfurt pada Senin (29/7) waktu setempat. Bocah laki-laki itu tertabrak rangkaian kereta cepat yang baru tiba di stasiun dan tewas seketika. Ibunda bocah itu juga didorong ke rel namun berhasil selamat. Seorang nenek berusia 78 tahun yang sempat didorong pria Eritrea ini berhasil melawan meskipun terjatuh ke atas peron.
Jaksa-jaksa Frankfurt dalam pernyataannya menyebut pria Eritrea itu sebenarnya berasal dari Swiss. Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (31/7/2019), Kepala Kepolisian Federal Jerman, Dieter Romann, menyebut pria tersebut sedang diburu oleh Kepolisian Swiss beberapa waktu terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Romann menyebut pria itu sempat menodongkan pisau ke tetangganya di Swiss dan mengancam akan membunuh tetangganya. Pemicu insiden di Swiss pada Kamis (25/7) lalu itu tidak diketahui pasti. Yang jelas, pria itu melarikan diri usai insiden tersebut.
"Akibatnya, Swiss merilis surat perintah penangkapan nasional (untuk pria itu)," sebut Romann dalam konferensi pers.
Kepolisian Jerman tidak menyebut identitas pria Eritrea itu. Namun media-media Jerman seperti dilansir AFP menyebut pria itu sebagai Habte A (40).
Lebih lanjut, Romann menyebut pria Eritrea itu tiba di Swiss sejak tahun 2006 dan mendapatkan suaka dari pemerintah Swiss tahun 2008 lalu. Disebutkan Romann bahwa pria itu bisa membaur dengan baik di masyarakat Swiss dan bahkan dikategorikan sebagai 'teladan dalam pandangan otoritas suaka' di Swiss.
Disebutkan juga bahwa pria itu telah menikah dan memiliki tiga anak yang berusia 1 tahun, 3 tahun dan 4 tahun di Swiss. Dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir AFP, Kepolisian Zurich -- tempat tinggal pria ini -- menyebut pria berusia 40 tahun ini pernah menjalani perawatan kejiwaan pada tahun ini.
Terkait insiden pada Kamis (25/7) lalu saat dia mengancam tetangganya dengan pisau, menurut Kepolisian Zurich, pria ini juga mengurung istri dan anak-anaknya di dalam apartemen mereka sebelum kabur. Laporan media lokal, Spiegel Online, menyebut pria yang sudah tinggal selama 13 tahun di Swiss itu bekerja di bagian perawatan trem pada Otoritas Transportasi Zurich sejak tahun lalu.
Ditambahkan Romann dalam pernyataannya bahwa pria Eritrea itu tidak masuk dalam database buronan Kepolisian Eropa dan mampu melewati perbatasan dengan bebas. Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, menyatakan bahwa pria Eritrea itu tampaknya masuk ke Jerman secara legal.
Pria itu ditangkap setelah berupaya melarikan diri dari stasiun Frankfurt pada Senin (29/7) waktu setempat. Oleh jaksa Frankfurt, pria itu telah dijerat satu dakwaan pembunuhan dan dua dakwaan percobaan pembunuhan.
Juru bicara kantor jaksa penuntut umum Frankfurt, Nadja Niesen, menyebut pria itu belum mau bicara soal motif aksi brutalnya ini. Otoritas Jerman menyebut pria ini tidak mengenal dan tidak memiliki masalah dengan para korbannya. Disebutkan juga bahwa pria ini tidak memiliki tanda-tanda di bawah pengaruh alkohol maupun narkoba saat melakukan aksi kejinya.
"Kejahatan ini menunjukkan adanya gangguan kejiwaan," sebut Niesen dalam konferensi pers. "Dalam proses penyelidikan selanjutnya, tersangka tentu akan diperiksa kondisi kejiwaannya, untuk memungkinkan penilaian atas tanggung jawab kejahatannya," imbuhnya.
Jika diadili dan dinyatakan bersalah, pria ini bisa terancam hukuman maksimum penjara seumur hidup.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini