Dilansir BBC dan DW, putra Kaisar Hirohito dari Era Showa naik takhta sejak 8 Januari 1989. Sejak saat itu Era Heisei dia jalankan. Heisei artinya kurang lebih 'membangun perdamaian'.
Berbeda dengan Era Showa yang sarat peperangan dan penjajahan, Era Heisei dijalankannya untuk menjunjung tinggi rekonsiliasi. Akihito memang tidak seperti ayahnya lagi, Hirohito, yang menjadi pemimpin politik sekaligus simbol negara. Akihito hanyalah Raja simbol nasional tanpa kekuatan politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di Era Heisei, Akihito menjalankan rekonsiliasi. Akihito adalah kaisar yang dekat dengan rakyat, menjalin hubungan baik dengan negara yang pernah kena agresi pemerintahan ayahnya. Dia bahkan mengunjungi China dan Indonesia.
Tapi rencana kunjungannya ke Korea Selatan ditolak oleh Perdana Menteri Shinzo Abe karena terkait catatan kelam masa silam. Korea Selatan masih menuntut permintaan maaf dari pemerintah Jepang karena kasus prostitusi paksa perempuan-perempuan Korea pada masa invasi Jepang.
Era Heisei ditutup pada 30 April 2019 ini. Taiirei-Seiden-nogi, atau Upacara Turun Takhta Yang Mulia Kaisar, berlangsung di ruang negara Matsu-no-Ma di Istana Kekaisaran. 330 orang hadir di upacara ini. Pidato Kaisar menyusul prosesi itu. Selanjutnya Akihito akan tetap jadi kaisar sampai tengah malam.
Pada Rabu pagi, 1 Mei 2019, Putra Mahkota Naruhito akan mewarisi Harta Karun Kekaisaran dalam ritual pertamanya sebagai Kaisar, menggantikan Akihito yang memilih mundur karena sudah merasa tidak bugar lagi.
![]() |
Naruhito akan menjadi kaisar ke-126. Dia adalah lulusan Oxford yang sebelumnya sudah menjadi putra mahkota pada usia 28 tahun. Kini usianya sudah 59 tahun. Istrinya bernama Putri Mahkota Masako Owada, mereka dikaruniai anak tunggal bernama Putri Aiko yang lahir tahun 2001.
Libur musim panas di Jepang menjadi 10 hari demi penyelenggaraan upacara naik takhta Naruhito. Ini adalah rekor libur terpanjang.
Kaisar Naruhito akan membuka era baru bernama Era Reiwa, artinya adalah 'harmoni' dan 'ketertiban'.
![]() |
Reiwa sebagai sebuah nama era kekaisaran diumumkan Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, pada 1 April 2019. Dia mengumumkan kata baru itu dengan mengusung papan bertuliskan huruf kanji.
Perdana Menteri Shinzo Abe kemudian menyampaikan pidato guna menjelaskan maknanya. Nama baru itu terdiri dari dua karakter, yaitu "perintah" atau "memerintah" serta "perdamaian" atau "harmoni".
Nama era mewakili semangat suatu periode, kurang lebih seperti nama 'era Victoria' di Eropa. Atau semangat '90-an bagi orang-orang tertentu. Istilah itu mewakili kekhasan budaya selain tentunya sebagai sebuah penanda waktu.
Penamaan era atau gengo memang masih digunakan masyarakat Jepang. Namun penggunaannya dikabarkan semakin menurun, mengingat Jepang semakin membuka diri terhadap pengaruh global, termasuk penggunaan kalender Masehi secara total.
(dnu/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini