PBB: Genosida terhadap Rohingya di Myanmar Masih Berlangsung

PBB: Genosida terhadap Rohingya di Myanmar Masih Berlangsung

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 25 Okt 2018 10:29 WIB
para pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
New York - Tim pencari fakta PBB menyatakan bahwa genosida masih berlangsung terhadap warga muslim Rohingya di Myanmar hingga saat ini.

Hal itu disampaikan seiring misi PBB tersebut menyampaikan laporan mengenai krisis Rohingya ke Dewan Keamanan PBB. Tim PBB tersebut menyerukan agar masalah ini dibawa ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC).

Marzuki Darusman, Ketua Misi Pencari Fakta PBB mengenai Myanmar, mengatakan bahwa selain pembunuhan massal, konflik di Myanmar termasuk pengucilan populasi yang ditargetkan, pencegahan kelahiran, dan perpindahan luas di kamp-kamp.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu genosida yang sedang berlangsung," ujar Marzuki dalam konferensi pers seiring dirinya menyampaikan laporan timnya mengenai Myanmar dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada Rabu (24/10) waktu setempat.




"Kami menganggap niat genosida dapat disimpulkan secara masuk akal," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/10/2018).

Laporan misi pencari fakta PBB tersebut pertama kali dipublikasikan bulan lalu. Dalam laporan setebal 444 halaman itu, tim PBB menyerukan agar Dewan Keamanan PBB membawa masalah Myanmar ke ICC di Den Haag, Belanda atau membentuk pengadilan kriminal internasional ad hoc, seperti yang pernah dilakukan dengan Yugoslavia dulu.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa jenderal-jenderal top Myanmar, termasuk panglima militer Min Aung Hlaing, harus diselidiki dan diadili atas genosida di negara bagian Rakhine.

Konflik di Rakhine tahun lalu telah menyebabkan sekitar 720 ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Marzuki mengatakan, konflik tersebut juga telah menyebabkan sekitar 10 ribu warga Rohingya tewas dan 390 desa hancur.




"Kondisinya belum bisa untuk kembalinya warga Rohingya di Bangladesh ke Myanmar secara aman, bermartabat dan berkelanjutan," kata Marzuki, seraya mengingatkan bahwa upaya pemulangan saat ini hanya akan berisiko timbulnya korban jiwa baru.

Pemerintah Myanmar telah membantah temuan misi PBB tersebut dan mempertanyakan independensinya. Myanmar juga menegaskan pihaknya sendiri telah membentuk komisi penyelidikan independen yang terdiri dari para diplomat Asia. Pemerintah Myanmar bersikeras bahwa kekerasan di Rakhine dipicu oleh para ekstremis Rohingya yang menyerang pos-pos perbatasan pada Agustus 2017.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads