Malaysia Pelajari Petunjuk Baru Pembunuhan Model Cantik Mongolia

Malaysia Pelajari Petunjuk Baru Pembunuhan Model Cantik Mongolia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 25 Jun 2018 10:26 WIB
Altantuya Shaariibuu (The Coverage)
Kuala Lumpur - Kepolisian Malaysia sedang mempelajari petunjuk-petunjuk baru terkait penyelidikan kasus pembunuhan model cantik asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, yang dibuka kembali. Polisi mungkin akan membentuk komite khusus untuk mengawasi penyelidikan ulang terhadap kasus ini.

"Kami ingin melihat dasar-dasar tuduhan baru sebelum kita memutuskan bagaimana untuk bergerak ke depan," ujar Wakil Inspektur Jenderal Polisi Noor Rashid Ibrahim seperti dilansir The Star, Senin (25/6/2018).

Dituturkan Noor Rashid, sejauh ini belum ada rencana memanggil kembali saksi-saksi yang sebelumnya telah diperiksa. Namun, lanjutnya, kemungkinan untuk memanggil saksi-saksi lama itu masih terbuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Noor Rashid menyatakan, tim penyidik yang sebelumnya menyelidiki kasus ini akan ikut dilibatkan kembali. "Tentu saja, tim penyidik sebelumnya juga akan diminta membantu kasus ini," sebutnya.

Salah satu orang yang mungkin dipanggil dalam penyelidikan ulang adalah Deputi Inspektur Musa Safri, yang merupakan mantan staf atau aide-de-camp mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak. "Kami tahu di mana dia. Saya paham bahwa dia masih ada di dalam negara ini," ujar Noor Rashid.

Altantuya (28) tewas dibunuh di Malaysia tahun 2006. Dia diyakini ditembak mati sebelum jenazahnya diledakkan dengan peledak hingga hancur berkeping-keping di sebuah hutan dekat Subang Dam, Puncak Alam, Shah Alam. Dua mantan polisi Malaysia bernama Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri divonis mati atas pembunuhan ini. Namun pertanyaan soal motif dan siapa yang memerintahkan pembunuhan Altantuya tidak pernah terjawab.


Pada 20 Juni lalu, ayah mendiang Altantuya, Dr Shaariibuu Setev, mengajukan laporan polisi agar penyelidikan kasus pembunuhan putrinya dibuka kembali. Sehari setelahnya, Kepala Kepolisian Federal Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun mengonfirmasi penyelidikan ulang akan dilakukan terhadap kasus pembunuhan Altantuya.

Kasus Altantuya ini menyeret nama Najib, dengan dugaan banyak pihak menyebut Altantuya dibunuh terkait perannya sebagai penerjemah dan rekan Abdul Razak Baginda, mantan penasihat Najib, dalam perundingan pembelian dua kapal selam kelas Scorpene dari perusahaan raksasa Prancis, DCNS tahun 2002. Pembelian kapal selam itu diduga kuat sarat penyuapan.

Najib sebelumnya telah membantah tuduhan terkait Altantuya maupun tuduhan korupsi dalam pembelian kapal selam tersebut. Namun diketahui bahwa pembelian kapal selam itu terjadi saat Najib menjabat Menteri Pertahanan Malaysia antara tahun 2000-2008 dan Abdul Razak menjadi penasihatnya. Dua pelaku pembunuhan Altantuya, Sirul dan Azilah, diketahui masih aktif menjadi pengawal Najib saat pembunuhan terjadi.


Sedangkan Musa Safri, yang namanya disebut Noor Rashid, disebut-sebut mengamankan rumah Abdul Razak saat dua pelaku pembunuhan tiba. Musa tidak dipanggil sebagai saksi dalam kasus pembunuhan ini, padahal namanya disebut dalam laporan polisi saat itu.

Ayah Altantuya juga menyebut nama Musa Safri dalam laporan terbarunya. "Musa merupakan saksi mata sangat krusial karena dia mampu memberikan informasi soal siapa yang menginstruksikannya mengamankan kedatangan Azilah dan Sirul dan untuk tujuan apa," kata ayah Altantuya dalam laporan ke polisi Malaysia.


Saksikan juga video 'Drama 'Pembunuhan' Jurnalis Pengkritik Rusia':

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads