Disampaikan kantor kepresidenan Prancis atau Elysee, seperti dilansir AFP, Kamis (28/12/2017), desakan itu disampaikan dalam percakapan telepon antara Macron dengan Raja Salman pada 24 Desember lalu.
Koalisi militer pimpinan Saudi telah menggempur kelompok pemberontak Houthi di Yaman, sejak tahun 2015. Gempuran ini dilakukan untuk mendukung pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, yang tengah bertempur dengan Houthi yang didukung Iran di wilayah Yaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awal November lalu, koalisi pimpinan Saudi semakin memperketat blokade terhadap Yaman. Pengetatan ini dilakukan setelah serangan rudal dari Houthi di Yaman berhasil dicegat oleh Saudi di dekat bandara Riyadh.
Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Urusan Kemanusiaan, Mark Lowcock, telah memperingatkan bahwa Yaman akan dilanda bencana kelaparan jika koalisi pimpinan Saudi tidak mengakhiri blokadenya.
"Bencana kelaparan terbesar di dunia dalam beberapa dekade terakhir, dengan jutaan korban," sebut Lowcock merujuk pada situasi yang akan dihadapi Yaman jika blokade tidak dicabut.
Ditambahkan Elysee, bahwa Macron menegaskan kepada Raja Salman bahwa Prancis menganggap tidak ada solusi militer untuk konflik di Yaman. Macron menyarankan agar kedua pihak yang terlibat konflik Yaman untuk kembali ke meja perundingan.
(nvc/imk)











































