Hal tersebut disampaikan juru bicara koalisi Saudi, Turki al-Maliki dalam konferensi pers di Riyadh, Saudi usai serangan rudal Houthi ke Riyadh. Maliki mengatakan, serangan rudal tersebut berhasil ditangkal oleh Saudi dan tidak menimbulkan kerusakan maupun korban jiwa.
"Terus berlanjutnya serangan-serangan rudal semacam itu berarti bahwa para milisi Houthi-Iran telah semakin meningkatkan ketegangan, dan itu menunjukkan bahwa penyelundupan senjata berlangsung lewat saluran-saluran bantuan," kata Maliki seperti dilansir media Turki, Anadolu Agency, Kamis (21/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum pasukan koalisi memulai operasi (di Yaman) pada Maret 2015, Houthi menguasai 90 persen wilayah negara itu. Kini pasukan sah telah menguasai 85 persen wilayah Yaman," tutur Maliki.
Rudal yang ditembakkan Houthi pada Selasa (19/12) lalu merupakan rudal kedua yang ditembakkan dari wilayah Yaman ke Riyadh dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya pada 4 November lalu, koalisi pimpinan Saudi menyatakan berhasil menghalau sebuah rudal Houthi yang ditembakkan ke Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak tahun 2014, ketika pemberontak Houthi mengusai sebagian besar wilayah negara tersebut, termasuk ibu kota Sanaa. Konflik tersebut memanas setahun kemudian setelah Saudi dan sekutu-sekutu Arab-nya melancarkan serangan-serangan udara untuk memerangi pemberontak Houthi. Koalisi Saudi juga menerapkan blokade ekonomi terhadap Yaman, yang memperparah krisis kemanusiaan di negara termiskin di dunia Arab tersebut.
(ita/ita)











































