Iran dan Irak Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Militer, AS Khawatir

Iran dan Irak Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Militer, AS Khawatir

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 24 Jul 2017 18:19 WIB
Ilustrasi
Jakarta - Otoritas Iran dan Irak menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama militer. Kedua negara juga bertekad untuk memerangi terorisme dan ekstremisme bersama.

Dilaporkan kantor berita Iran, IRNA, seperti dilansir Reuters, Senin (24/7/2017), Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan dan Menteri Pertahanan Irak, Erfan al-Hiyali, menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang membahas soal keamanan perbatasan, logistik dan pelatihan militer.

"Memperluas kerja sama dan saling bertukar pengalaman dalam pertempuran melawan terorisme dan ekstremisme, keamanan perbatasan dan dukungan pendidikan, logistik, teknis dan militer merupakan isi nota kesepahaman ini," demikian dilaporkan IRNA, setelah penandatanganan MoU digelar di Teheran, Iran pada Minggu (23/7) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


IRNA menyebut, kedua negara menyepakati 'serangkaian kerja sama militer dan pertahanan' dalam MoU tersebut. Tidak disebut secara rinci kerja sama yang dimaksud.

Hubungan Iran dan Irak mengalami peningkatan sejak mendiang Saddam Hussein yang merupakan musuh lama Iran, dilengserkan tahun 2003 lalu. Ditambah pemerintahan mayoritas Syiah memimpin Irak. Seperti diketahui bahwa Iran merupakan negara Syiah, sedangkan Irak merupakan negara Sunni namun dipimpin pemerintah yang didominasi Syiah.

Kesepakatan kerja sama militer antara Iran dan Irak diperkirakan semakin membuat khawatir Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan kekhawatirannya atas apa yang disebutnya sebagai meningkatnya pengaruh Iran dalam konflik di Suriah, Yaman dan Irak.


Ketegangan antara Iran dengan AS makin meningkat sejak Trump menjadi Presiden AS. Kerap kali Trump menuding Iran mendukung kelompok militan dan sengaja mendestabilisasi kawasan Timur Tengah.

Awal bulan ini, Trump menyebut ancaman baru muncul dari 'rezim jahat seperti Korea Utara, Iran dan Suriah dan pemerintahan yang mendanai dan mendukung mereka'. AS menuding Iran sengaja memicu konflik di Irak dengan mendanai, melatih dan mempersenjatai milisi Syiah di negara itu. Iran telah membantah tudingan ini dan menyalahkan kehadiran tentara AS sebagai pemicu konflik.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads