Kabar soal larangan perjalanan ke Korut ini pertama diungkapkan oleh sejumlah agen perjalanan yang biasa membawa warga AS berwisata ke Korut pada Jumat (22/7) waktu setempat. Dalam pernyataan terbarunya, Departemen Luar Negeri (Deplu) AS membenarkan kabar itu.
Dituturkan juru bicara Deplu AS, Heather Nauert, seperti dilansir AFP, Sabtu (22/7/2017), bahwa larangan baru itu akan secara resmi dipublikasikan pada Federal Register milik pemerintah AS, pekan depan. Kemudian larangan perjalanan itu mulai berlaku sebulan kemudian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: AS Akan Larang Warganya Berkunjung ke Korut |
Federal Register atau biasa disingkat FR merupakan jurnal resmi pemerintah federal AS, yang berisi aturan-aturan, rancangan aturan dan pengumuman publik dari badan-badan pemerintahan. Jurnal ini dipublikasi setiap hari, kecuali pada hari libur federal di AS.
"Melihat semakin memuncaknya kekhawatiran atas risiko penangkapan yang serius dan penahanan jangka panjang di bawah sistem hukum Korea Utara, kementerian telah menyetujui Larangan Perjalanan Geografis (GTR) terhadap penggunaan paspor seluruh warga negara AS untuk bepergian, melalui, atau ke Korea Utara," terang Nauert.
"Begitu (larangan perjalanan) diberlakukan, paspor-paspor AS tidak akan berlaku untuk bepergian ke, melalui dan di Korea Utara," imbuhnya.
Ditambahkan Nauert dalam pernyataannya, bahwa setiap warga AS yang meminta izin berkunjung ke Korut untuk alasan kemanusiaan atau alasan terbatas lainnya, akan mendapatkan 'paspor validasi khusus' dari otoritas AS.
"Keselamatan dan keamanan warga negara AS di luar negeri menjadi salah satu prioritas tertinggi kami," tegas Nauert.
Keputusan melarang warganya pergi ke Korut diambil otoritas AS setelah seorang mahasiswa AS bernama Otto Warmbier tewas usai ditahan Korut. Warmbier ditangkap dan dihukum 15 tahun kerja paksa atas tuduhan mencuri slogan propaganda dari hotel tempatnya menginap pada Januari 2016.
Tragis, Warmbier jatuh koma usai divonis dan akhirnya meninggal dunia beberapa hari setelah dipulangkan ke AS, Juni lalu. Setelah kematian Warmbier, Presiden AS Donald Trump menyatakan tekadnya untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.
(nvc/fdn)











































