Bersama Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UAE) dan beberapa negara lainnya, Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak awal pekan ini. Mereka menuding Qatar mendukung kelompok teroris dan mendukung agenda Iran. Qatar membantah keras tudingan itu.
Baca juga: Dikucilkan Negara Arab, Qatar Tak Akan Menyerah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada di banyak berita bahwa Qatar membayar hingga US$ 1 miliar ke sebuah kelompok teroris yang aktif di Irak demi membebaskan anggota keluarga kerajaannya," ucap diplomat senior Mesir untuk PBB, Ilhab Awad Moustafa, kepada DK PBB seperti dilansir Reuters, Jumat (9/6/2017).
"Pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan ini, jika terbukti benar, jelas akan memberikan dampak negatif terhadap upaya pemberantasan terorisme di lapangan," imbuh Moustafa.
Baca juga: Bahrain Minta Qatar Jaga Jarak dengan Iran
"Kami meminta agar dewan (DK PBB) melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini dan sejumlah insiden serupa lainnya," ujarnya.
Resolusi DK PBB menyerukan kepada negara-negara untuk 'mencegah teroris meraup keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari pembayaran tebusan atau dari penyerahan diri secara politik dan dari mengamankan pembebasan sandera'.
Dalam pernyataannya, diplomat Qatar menegaskan negaranya selalu mematuhi seluruh resolusi DK PBB dalam memerangi terorisme, termasuk membasmi sumber-sumber pendanaan untuk terorisme.
Baca juga: Trump Tawarkan Diri Jadi Penengah Krisis Qatar
Pemutusan hubungan antara Saudi cs dengan Qatar memicu krisis di Timur Tengah. Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan siap mendukung upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan. "Sekjen memantau situasi di Timur Tengah dengan kepedulian mendalam. Dia mendorong negara-negara di kawasan itu untuk menghindari meluasnya ketegangan dan berupaya mengatasi perbedaan," ucap juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
(nvc/ita)