Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (27/5/2017), Duterte yang memang kerap berkomentar kontroversial ini, menyampaikan lelucon itu saat berpidato di pangkalan militer setempat. Kehadiran Duterte dimaksudkan untuk menyemangati tentara Filipina yang ditugaskan memerangi militan lokal Maute yang berusaha menguasai kota Marawi.
Militan Maute yang menyatakan sumpah setia untuk kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), diyakini ingin mendirikan wilayah kekhalifahan ISIS di Marawi. Militan ini membakar sejumlah gedung, memblokir jembatan dan jalanan serta menyandera warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlawanan sengit diberikan oleh tentara Filipina sejak Selasa (23/5) waktu setempat. Sedikitnya 44 orang tewas, yang terdiri atas 11 tentara dan dua polisi Filipina serta 31 militan Maute. Pada hari yang sama, Duterte memberlakukan hukum darurat militer di Marawi dan wilayah Mindanao.
"Jika kalian jatuh, saya juga jatuh. Tapi untuk hukum darurat militer dan konsekuensinya, saya dan saya sendiri yang akan bertanggung jawab. Lakukan tugas kalian. Saya akan menangani sisanya," tegas Duterte.
"Saya akan dipenjara untuk kalian. Jika kalian memperkosa tiga (wanita), saya akan mengakui saya yang melakukannya," imbuhnya sembari berkelakar.
Baca juga: 44 Orang Tewas dalam Bentrokan Maut di Marawi
Ini bukan pertama kalinya Duterte melontarkan lelucon soal pemerkosaan. Tahun lalu, dia memicu kemarahan publik saat menyinggung soal kerusuhan penjara tahun 1989 yang menewaskan seorang misionaris Australia. Duterte menyebut para narapidana mengantre untuk memperkosa misionaris Australia itu.
Duterte menambahkan kelakarnya dengan menyatakan, korban memang 'cantik' dan dirinya sebagai Wali Kota Davao saat itu seharusnya menjadi pertama dalam antrean untuk memperkosa misionaris Australia itu. Duterte akhirnya meminta maaf atas leluconnya itu dan menyatakan dirinya sama sekali tidak bermaksud untuk merendahkan wanita maupun korban pemerkosaan.
Selama ini, Duterte dikenal atas gaya bicaranya yang informal namun blak-blakan. Pidato Duterte juga kerap dipenuhi sumpah-serapah, ancaman bahkan lelucon tabu yang dianggap menyinggung pihak lain, namun dianggap biasa saja oleh kebanyakan rakyat Filipina.
Baca juga: Kemlu Belum Bisa Pastikan WNI yang Tewas dalam Bentrokan Marawi
Belum ada tanggapan juru bicara kepresidenan terkait komentar kontroversial terbaru Duterte itu. (nvc/try)











































