Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/5/2017), Paula Robinson (48), tidak berada di lokasi konser saat ledakan terjadi pada Senin (22/5) malam waktu setempat. Namun Robinson mengaku dirinya ikut merasakan ledakan besar yang terjadi di Manchester Arena itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robinson tinggal di wilayah West Dalton, sekitar 64 kilometer dari Manchester. Namun saat ledakan terjadi, dia sedang berada di stasiun kereta sebelah Manchester Arena, bersama suaminya. Robinson kaget saat melihat puluhan remaja perempuan berteriak dan berlarian keluar arena.
"Kami ikut berlari. Tepatnya beberapa detik setelah ledakan. Saya berlari bersama beberapa remaja," tuturnya kepada Reuters.
Merasa kasihan dengan anak-anak dan remaja yang masih shock atas ledakan itu, Robinson membawa puluhan anak dan remaja perempuan ke hotel terdekat, Holiday Inn Express. Via Twitter, Robinson menyampaikan informasi soal anak-anak yang terpisah dari keluarganya itu. Dia juga melampirkan nomor teleponnya dan meminta para orangtua yang khawatir untuk menemuinya di hotel tersebut.
Baca juga: Usai Ledakan di Manchester Arena, AS Monitor Situasi
Robinson menyebut, telepon genggamnya tidak berhenti berbunyi sejak dia menyampaikan informasi via Twitter. "Para orangtua berlari ketakutan saat mencari anak-anak mereka," sebutnya.
"Ada banyak sekali anak-anak di Holiday Inn," terang Robinson.
Ledakan itu terjadi sesaat setelah Ariana Grande meninggalkan panggung. Titik ledakan dilaporkan ada di lorong pintu keluar Manchester Arena, bukan di dalam arena konser. Sejauh ini, Kepolisian Manchester memastikan 19 orang tewas dan 50 orang lainnya luka-luka. Para korban luka dirawat di enam rumah sakit berbeda.
Baca juga: Titik Ledakan Berada di Luar Manchester Arena
Dua pejabat AS yang enggan disebut namanya menduga ledakan ini dipicu pengebom bunuh diri. Namun belum ada pernyataan resmi dari otoritas Inggris soal hal itu. Meskipun kepolisian setempat telah menyatakan bahwa mereka menyelidiki insiden ini sebagai insiden terorisme.
(nvc/ita)