Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/5/2017), kepolisian mendapat laporan soal ledakan di Manchester Arena pada Senin (23/5) malam sekitar pukul 22.35 waktu setempat. Manchester Arena yang menjadi lokasi konser memiliki kapasitas 21 ribu orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang saksi mata yang menghadiri konser itu mengaku dirinya merasakan ledakan besar saat meninggalkan lokasi konser. Diwarnai teriakan, ribuan orang berusaha meninggalkan lokasi konser secara bersamaan sehingga memicu kekacauan.
"Kami sedang berjalan keluar dan ketika kita berada di dekat pintu (keluar), terjadi ledakan hebat dan semua orang berteriak," tutur salah satu penonton konser, Catherine Macfarlene, kepada Reuters.
"Itu ledakan yang sangat besar -- Anda bisa merasakannya hingga ke dalam dada Anda. Suasananya kacau. Semua orang berlari dan berteriak dan berusaha keluar (dari lokasi)," imbuhnya.
Baca juga: Kemlu: Belum Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Konser Ariana Grande
Sebuah video dari lokasi kejadian yang diunggah ke Twitter menunjukkan para penonton, yang kebanyakan masih anak-anak, berteriak dan berlarian. Puluhan orang tua panik mencari anak-anak mereka yang hilang usai ledakan terjadi. Postingan foto dan informasi soal anak yang hilang membanjiri Twitter.
Sejauh ini, Kepolisian Manchester memastikan sedikitnya 19 orang tewas dan 50 orang lainnya luka-luka akibat ledakan ini. Kepolisian setempat menyelidiki insiden ini sebagai kasus terorisme. Sedangkan dua pejabat AS mencurigai ledakan ini dipicu oleh seorang pengebom bunuh diri, dengan melihat pada ciri-ciri insiden.
Belum ada pernyataan resmi dari otoritas Inggris soal hal itu. Penyelidikan masih terus berlanjut.
(nvc/ita)