"Kami meminta maaf atas peristiwa tidak menyenangkan yang dialami penumpang kami bersama Delta, dan kami telah menjangkau mereka untuk mengembalikan uang tiket mereka dan memberikan kompensasi tambahan," demikian pernyataan maskapai Delta, seperti dilansir CNN, Jumat (5/5/2017).
"Tujuan maskapai Delta adalah selalu bekerja bersama para pelanggan untuk mencari solusi bagi persoalan perjalanan mereka. Hal itu tidak terjadi dalam kasus ini dan kami meminta maaf," imbuh pernyataan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini terjadi dalam penerbangan domestik Delta nomor 2222, dengan rute Hawaii menuju Los Angeles. Brian Schear terbang bersama istri dan dua anaknya yang masih balita. Schear membeli satu kursi untuk anak laki-lakinya yang berusia 18 tahun, Mason. Namun Mason kemudian terbang pulang ke Los Angeles dengan pesawat lain. Kursi yang dibeli atas nama Mason pun kosong dan ditempati adiknya yang berusia 2 tahun.
Saat telah duduk di dalam pesawat, Schear didekati salah satu awak kabin yang memintanya menyerahkan kursi yang diduduki anak balitanya. Schear menolak dengan alasan dirinya membayar kursi itu. Schear pun berdebat sengit dengan awak kabin.
Awak kabin itu menyatakan, telah menjadi kebijakan federal bahwa penumpang yang duduk di kursi harus sesuai dengan nama pada tiket. Mereka juga beralasan bahwa aturan federal menyatakan anak berusia 2 tahun harus duduk di pangkuan penumpang dewasa sepanjang penerbangan. Awak kabin itu bahkan menakut-nakuti dengan menyebut Schear dan istrinya bisa masuk penjara jika enggan bekerja sama.
Baca juga: Pakai Toilet Sebelum Lepas Landas, Pria AS Diusir dari Pesawat
Schear akhirnya menyerah dan memilih turun dari pesawat bersama istri dan kedua anaknya. Schear menuturkan, keluarganya harus berjibaku mencari hotel untuk menginap usai mereka turun dari pesawat. Mereka pun harus membayar US$ 2 ribu (Rp 26,6 juta) keesokan harinya untuk penerbangan lain dengan maskapai United Airlines.
(nvc/ita)