Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut serangan udara rezim Suriah mengenai sebuah gudang yang digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia dan beracun di dekat kota Khan Sheikhun, Provinsi Idlib pada Selasa (4/4) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (5/4/2017), komandan kelompok pemberontak Free Idlib Army, Hasan Haj Ali, menyatakan tidak ada posisi kelompoknya di Provinsi Idlib yang menjadi target serangan pada Selasa (4/4) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Serangan Rezim Suriah Kenai Gudang Senjata Kimia Pemberontak
"Sebaliknya, seluruh warga sipil di wilayah itu tahu bahwa tidak ada posisi militer di sana, maupun tempat untuk pabrik (senjata). Berbagai faksi oposisi tidak mampu memproduksi zat semacam ini," imbuhnya.
Dengan tegas, Hasan Haj Ali menyebut pernyataan Rusia sebagai 'sebuah kebohongan'.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan gudang di Khan Sheikhun itu digunakan untuk menyimpan 'persediaan senjata kimia' yang akan disalurkan ke Irak. Rusia menyatakan, informasi yang disampaikannya ini 'sungguh bisa dipercaya dan objektif'. Dalam konflik Suriah, Rusia merupakan sekutu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Serangan kimia di Idlib itu menewaskan sedikitnya 72 orang, termasuk 20 anak-anak. Organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights menyebut serangan itu membuat puluhan orang lainnya mengalami gangguan pernapasan dan gejala keracunan seperti muntah, pingsan dan berbusa di mulut.
Baca juga: Kepala Liga Arab: Serangan Gas Beracun di Suriah Kejahatan Besar
Dunia internasional pun mengecam serangan kimia itu. Amerika Serikat (AS), Prancis dan Inggris telah mengajukan draf resolusi pada Dewan Keamanan PBB, yang isinya meminta penyelidikan menyeluruh atas serangan di Suriah tersebut.
(nvc/ita)