Seperti dilansir AFP, Selasa (21/2/2017), aksi ini digelar pada Senin (20/2) waktu setempat dan bertepatan dengan Presidents' Day yang merupakan hari libur nasional di AS. Presidents' Day yang juga hari ulang tahun presiden pertama AS George Washington ini, dirayakan setiap hari Senin pada minggu ketiga bulan Februari.
![]() |
Presidents' Day dirayakan untuk menghormati presiden-presiden AS. Namun untuk kali ini, warga AS memanfaatkan momen ini untuk menunjukkan perlawanan mereka terhadap Trump dengan aksi bertema 'Not My Presidents Day'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Suasananya sangat meriah dan laporan kepolisian setempat memperkirakan ada 10 ribu orang yang ikut aksi ini. Salah satu demonstran yang bernama Rima Strauss, seorang pensiunan terapis kejiwaan, mengenakan jaket denim dengan kancing bertuliskan 'Not my president'. Salah satu kancing lainnya menunjukkan foto Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menggendong bayi Trump yang memakai popok.
"Dia (Trump) melukai negara kita. Kita kehilangan negara kita jika tidak melakukan sesuatu. Trump tidak akan mendengarkan kita, tapi jika orang biasa berdemo di jalanan, mungkin kita akan menggerakkan revolusi terhadap Trump, saya harap," ucapnya.
![]() |
Demonstran lainnya, Qamar Khan (26), seorang mahasiswa kedokteran asal Pakistan, menyatakan dirinya sebagai muslim yang ingin menyuarakan ketidaksetujuannya pada Trump.
"Kami muslim. Kami ingin menyebarkan pesan perdamaian dan cinta dari Islam sesungguhnya. Saya mematuhi Presiden Trump sebagai presiden kita, tapi saya tidak harus setuju dengan kebijakan-kebijakannya," tegasnya.
![]() |
Aksi ini juga digelar di beberapa kota besar AS lainnya, seperti Atlanta, Chicago, Los Angeles, dan Washington DC. Di Los Angeles, demonstran berkumpul di luar gedung City Hall setempat dan membawa poster anti-Trump bertuliskan '1. Resist 2. Impeach' dan 'Trump is Mentally Ill'.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini