Tunjuk Stephen Bannon yang Rasis Jadi Penasihat Senior, Donald Trump Dikritik

Tunjuk Stephen Bannon yang Rasis Jadi Penasihat Senior, Donald Trump Dikritik

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 15 Nov 2016 15:24 WIB
Stephen Bannon (REUTERS/Carlo Allegri/File Photo)
Washington DC - Kelompok HAM, politikus Partai Demokrat dan bahkan beberapa politikus Partai Republik mengkritik presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump karena menunjuk Stephen Bannon sebagai penasihat senior. Sebabnya, Bannon dikenal sangat mendukung gerakan supremasi kulit putih.

Trump mengumumkan dua anggota pemerintahannya pada Minggu (13/11) waktu setempat. Dia menunjuk Bannon sebagai kepala pakar strategi dan penasihat senior, juga politikus senior Partai Republik Reince Priebus sebagai kepala staf Gedung Putih.

Trump menyebut keduanya akan berbagi tugas sebagai mitra yang setara. Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/11/2016), pilihan Trump yang jatuh pada Priebus yang juga menjabat Ketua Komisi Nasional Partai Republik ini, dianggap sebagai sinyal sejuk atas kesediaan Trump bekerja dengan Kongres AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kemenangan Donald Trump Jadi Propaganda Militan dalam Merekrut Anggota Baru

Namun kritikan menghujani Trump karena menunjuk Bannon, yang mantan bos media online Breitbart News. Breitbart di bawah Bannon dikenal sebagai sebagai forum 'alt-right', yakni kelompok sayap kanan jauh yang tidak mendukung multikulturalisme dan menganggap nasionalisme kulit putih sebagai hal paling mendasar. Bannon disebut bergaya neo-Nazi, anti-Yahudi, dan menjunjung tinggi supremasi kulit putih.

"Tidak ada kebenaran yang ditutupi di sini: Donald Trump baru saja mengundang seorang nasionalis kulit putih ke dalam jangkauan tertinggi pemerintah," kritik salah Senator Partai Demokrat, Jeff Merkley, yang menyerukan Trump untuk menarik kembali keputusannya menunjuk Bannon.

Stephen BannonFoto: REUTERS/Carlo Allegri/File Photo
Stephen Bannon

Pemimpin Partai Demokrat untuk House of Representative (HOR), Nancy Pelosi, menyebut penunjukkan Bannon menjadi peringatan. "Sinyal peringatan bahwa presiden terpilih Trump tetap berkomitmen pada visi kebencian dan memecah-belah yang menggambarkan sepanjang kampanyenya," sebutnya.

Kritikan juga datang dari kalangan konservatif dan politikus Partai Republik. Evan McMullin yang sempat mencapreskan diri secara independen, mempertanyakan apakah ada pemimpin atau tokoh elite Partai Republik yang mengecam Trump karena menunjuk Bannon yang disebutnya 'anti-Yahudi'.

Baca juga: Trump dan Putin Berbicara Via Telepon Bahas Normalisasi Hubungan AS-Rusia

John Weaver, yang merupakan pakar strategis ternama dari Partai Republik untuk Gubernur Ohio John Kasich, yang pernah mencapreskan diri, memberi komentar berbunyi: "Kaum fasis ekstrem dan rasis menjejakkan langkah di Ruang Oval. Waspadalah Amerika."

Menghadapi kritikan itu, Priebus tampil membela Bannon pada Senin (14/11), dengan menyebutnya bijaksana dan mantan anggota angkatan laut yang berpendidikan. Priebus mengklaim, dirinya tidak pernah mendapati bentuk pandangan rasis maupun ekstremis pada Bannon.

"Dia menjadi kekuatan yang baik selama kampanye," sebut Priebus dalam wawancara dengan Fox News, sembari menambahkan bahwa dirinya dan Bannon selalu sepakat hampir dalam semua hal saat menasihati Trump semasa kampanye.

Baca juga: Donald Trump Tunjuk Politikus Republik Priebus Jadi Kepala Staf Gedung Putih

Mantan manajer kampanye Trump yang juga salah satu penasihat seniornya, Kellyanne Conway, juga membela keputusan Trump menunjuk Bannon. Kepada wartawan di New York, Conway menyebut Bannon sebagai 'ahli taktik yang cemerlang'.

Stephen Bannon (paling kanan) bersama manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway (berbaju merah)Foto: REUTERS/Mike Segar
Stephen Bannon (paling kanan) bersama manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway (berbaju merah)
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads