Jadi Mata-mata untuk China, Agen Intelijen Taiwan Dibui 18 Tahun

Jadi Mata-mata untuk China, Agen Intelijen Taiwan Dibui 18 Tahun

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 23 Sep 2016 19:34 WIB
Ilustrasi (Pawel Kopczynski/REUTERS)
Taipei - Seorang mantan agen intelijen Taiwan dijatuhi vonis 18 tahun penjara karena bekerja sebagai agen ganda. Dia menjadi mata-mata untuk Taiwan dan juga China saat hubungan kedua negara memburuk.

Seperti dilansir AFP, Jumat (24/9/2016), pria bernama Wang Tsung-wu dan berpangkat Mayor ini dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Tinggi Taiwan atas dakwaan terlibat spionase dan juga dakwaan melanggar hukum keamanan dan intelijen keamanan nasional.

Pengadilan tidak menjelaskan lebih lanjut soal putusannya, dengan alasan keamanan nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: 2 Tahun Ditahan di China Atas Tuduhan Spionase, Warga Kanada Dibebaskan

Namun sejumlah media lokal melaporkan bahwa Wang 'dibujuk' China dan 'membelot' saat dikirimkan ke negara itu untuk menjalani misi undercover untuk Biro Intelijen Militer Taiwan, sekitar 20 tahun lalu. Wang menjadi agen ganda dan menjadi mata-mata untuk China selama lebih dari satu dekade.

Media Hong Kong, Apple Daily, menyebut Wang direkrut oleh China pada tahun 1995 dan membocorkan sejumlah dokumen rahasia Taiwan sebelum dia pensiun tahun 2005 lalu. Tahun 2013, Wang merekrut purnawirawan Kolonel Lin Han untuk membantu mengumpulkan informasi intelijen.

Sedangkan media Taiwan, Liberty Times melaporkan, Lin bepergian ke Singapura dan Malaysia untuk bertemu intelijen China dan memberikan informasi soal identitas agen intelijen Taiwan beserta misi-misinya.

Baca juga: Kongres AS Sebut Edward Snowden Bukan Whistleblower

Untuk informasi intelijen yang mereka serahkan ke China, Wang mendapatkan bayaran sekitar US$ 96 ribu (Rp 1,2 miliar) dan Lin mendapat bayaran US$ 76 ribu (Rp 993 juta).

Pengadilan Tinggi Taiwan menjatuhkan vonis 18 tahun penjara pada Wang. Sedangkan kepada Lin, pengadilan menjatuhkan vonis 6 tahun penjara karena bersalah melanggar hukum intelijen nasional. Kedua terdakwa bisa mengajukan banding atas putusan itu.

Semenjak memisahkan diri pada akhir perang sipil China tahun 1949, Taiwan dan China saling memata-matai satu sama lain. China masih menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya dan menunggu reunifikasi, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.

Baca juga: Dicurigai Membahayakan Keamanan Nasional, Pria Jepang Ditahan di China

Tahun 2011, seorang jenderal militer Taiwan yang memimpin unit intelijen divonis penjara seumur hidup karena menjadi mata-mata China. Kasus itu menjadi salah satu skandal spionase terburuk Taiwan.

(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads