Omar Mateen Sempat Mengancam Pasang Bom pada Sandera

Penembakan Brutal di Orlando

Omar Mateen Sempat Mengancam Pasang Bom pada Sandera

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 16 Jun 2016 17:18 WIB
Omar Mateen (Omar Mateen via Myspace/Handout via REUTERS)
Florida - Penembakan massal di kelab malam gay Orlando, Amerika Serikat (AS) sempat diwarnai penyanderaan. Pelaku yang bernama Omar Mateen disebut sempat mengancam akan memasang peledak pada sanderanya.

Informasi itu diungkapkan oleh Wali Kota Orlando, Buddy Dyer, seperti dilansir media Australia, news.com.au, Kamis (16/6/2016). Kepada media, Dyer membeberkan momen ketika tim SWAT berusaha menyusup masuk ke dalam kelab malam untuk mengamankan Mateen.

Baca juga: Beredar Pesan San Diego Akan Alami Penembakan Massal Seperti di Orlando

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada wartawan setempat, Dyer menjelaskan alasan dibutuhkan waktu hingga tiga jam untuk mengerahkan tim SWAT ke dalam kelab demi segera melumpuhkan Mateen. Diungkapkan Dyer, Mateen mengancam ke polisi bahwa dirinya akan memasang peledak sedikitnya pada empat sanderanya.

"Kami memiliki verifikasi independen soal hal itu. Kami memiliki banyak informasi dari (pihak) dalam (kepolisian) dan mereka secara independen, membenarkan bahwa pelaku akan memakai rompi peledak," terang Dyer.

Namun pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan tidak ada peledak maupun rompi bom yang ditemukan di lokasi kejadian. Kekhawatiran soal keberadaan peledak yang dibawa pelaku, menurut Dyer, memaksa otoritas setempat menunggu waktu yang tepat sebelum mengerahkan tim ke dalam kelab malam.

Baca juga: Donald Trump Serukan Pengawasan di Masjid-masjid Amerika

Sebuah tas ransel dan baterai yang ditemukan di dekat jasad Mateen, semakin memperkuat kekhawatiran adanya peledak. "Semua indikasi merujuk pada bom," sebut Dyer, sembari menambahkan bahwa robot penjinak bom bahkan dikerahkan ke lokasi untuk meyakinkan keberadaan bom di lokasi.

Disebutkan juga oleh Dyer, Mateen sempat mengendarai mobil berkeliling sejumlah lokasi, yang berpotensi menjadi target aksinya, sepanjang malam kejadian pada Sabtu (11/6) hingga Minggu (12/6) dini hari waktu setempat. Usai berkeliling, Mateen akhirnya memutuskan kelab malam Pulse sebagai lokasi serangannya.

"Yang saya ketahui secara konkret ialah pelaku pergi berkeliling pada malam itu dan mengunjungi sejumlah lokasi," terang Dyer.

Baca juga: Terbang ke Orlando, Obama Temui Keluarga Korban Penembakan Kelab Gay

Sebelum beraksi, Mateen menghubungi layanan darurat 911 sebanyak tiga kali, yang salah satunya untuk menyatakan sumpah setia pada kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Panggilan telepon itu dilakukan Mateen sambil bersembunyi di toilet kelab malam tersebut. Dituturkan dua pejabat penegak hukum AS kepada CNN, Mateen juga sempat menghubungi salah satu temannya untuk mengucapkan selamat tinggal dan juga menghubungi salah satu stasiun televisi. Kini, teman Mateen itu sedang diinterogasi kepolisian setempat.

(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads