Ko Yong Suk dan suaminya, Ri Gang, hidup secara normal sejak membelot dari Korut tahun 1998 lalu. Bersama ketiga anak mereka, pasangan ini tinggal di suatu lokasi yang disebut berjarak beberapa jam dari New York. Media AS, The Washington Post, mewawancarai mereka selama 20 jam di dua lokasi terpisah, yakni New York City dan juga di kediaman mereka.
Kepada The Washington Post, seperti dikutip pada Sabtu (28/5/2016), pasangan ini mengaku gugup mengungkapkan keberadaan mereka kepada publik. Mereka meminta The Washington Post untuk tidak menyebut nama yang mereka gunakan selama tinggal di AS maupun mengungkapkan lokasi tempat tinggal mereka, demi melindungi anak-anak mereka yang sudah dewasa dan menjalani kehidupan normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasangan ini menceritakan kesulitan hidup yang mereka hadapi setibanya di AS kepada The Washington Post. Meskipun susah pada awalnya, pasangan ini bekerja keras untuk bertahan hidup hingga akhirnya mengelola bisnis dry-cleaning. Ketiga anak mereka sekolah hingga perguruan tinggi dan kini sudah bekerja. Rumah tempat tinggal mereka cukup besar dengan dua lantai, serta dua mobil terparkir di halaman.
Pasangan ini menjalani kehidupan normal dan cukup nyaman di AS. Kenapa mereka akhirnya angkat suara soal keberadaan mereka di AS?
Ri mengaku ingin mengunjungi Korut dan juga ingin membongkar 'kebohongan' soal mereka dan keluarga besar mereka di Korut, yang dimunculkan oleh pengkritik rezim Korut di Korsel. Tahun lalu, pasangan ini mengajukan gugatan terhadap tiga pembelot Korut yang muncul di televisi Korsel dan menuding mereka mencuri jutaan dolar dari rezim Kim Jong Il. Pasangan ini menyewa pengacara ternama Kang Yong Seok dalam gugatan dengan delik fitnah ini, namun gugur sebelum sidang.
Baca juga: 2 Kapal Korut Langgar Perbatasan, Korsel Lepas Tembakan Peringatan
Ri, atau paman Kim Jong Un, sangat berhati-hati untuk tidak berbicara buruk soal rezim Korut maupun keponakannya. Kepada The Washington Post, Ri mengaku memposisikan diri sebagai tokoh yang bisa menjembatani celah antara AS dengan Korut. Dia merasa sangat mengenal keponakannya yang kini memimpin Korut.
"Tujuan utama saya adalah kembali ke Korea Utara. Saya memahami Amerika dan saya memahami Korea Utara, jadi saya pikir saya bisa menjadi perunding di antara kedua pihak. Jika Kim Jong Un masih sama seperti yang saya ingat, maka saya bisa bertemu dan berbicara dengannya," ucap Ri.
Sedangkan Ko mengaku rindu kampung halamannya, tapi tidak ingin kembali ke Korut. Ko juga tak ingin suaminya berkunjung ke Korut. "Tapi bagaimana saya bisa mengubah pikiran suami saya yang keras kepala?" ucapnya.
Baca juga: Dalam Forum G7, Obama Sebut Korut sebagai Kekhawatiran Besar
Ko yang merupakan saudara perempuan ibunda Kim Jong Un, Ko Yong Hui, ini merawat Kim Jong Un selama bersekolah di Swiss. Ko tiba di Swiss tahun 1992 bersama kakak laki-laki Kim Jong Un yang bernama Kim Jong Chol. Kim Jong Un sendiri tiba di Swiss tahun 1996, saat berusia 12 tahun. Mereka menjalani kehidupan normal di Swiss, bahkan dia menemani Kim Jong Un berlibur ke Euro Disney atau Disneyland Paris.
Ketika anak-anak Kim beranjak dewasa dan saudara perempuannya sakit kanker payudara, Ko dan suaminya memutuskan membelot ke AS karena khawatir dengan nasib mereka. Tahun 1998, mereka mendatangi Kedutaan Besar AS di Bern, mengaku sebagai diplomat Korut dan meminta suaka politik.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini