"Hal yang telah kami klarifikasi ... adalah pembajakan ini tidak terkait terorisme," ucap pejabat Kementerian Luar Negeri Siprus, Alexandros Zenon, kepada wartawan seperti dilansir Reuters, Selasa (29/3/2016).
"Tampaknya ini dilakukan oleh seseorang yang tidak stabil, dalam kondisi kejiwaan yang tidak stabil dan isu ini tengah ditangani ," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, seperti dilansir AFP, Menteri Penerbangan Sipil Mesir Sherif Fathy menuturkan dalam konferensi pers, bahwa pihaknya meragukan klaim pelaku soal sabuk peledak yang dibawanya. Fathy menyebut, pelaku tidak membawa senjata lain yang berbahaya.
"Pelaku tidak membawa senjata atau hal lain. Kami tidak tahu apakah sabuk (peledaknya) sungguhan, tapi untuk keselamatan penumpang kami menganggapnya sungguhan," sebut Fathy.
Presiden Siprus Nicos Anastasiades sebelumnya menyebut pembajakan pesawat ini didasari motif pribadi. "Pembajakan ini tidak terkait terorisme," ucapnya dalam konferensi pers bersama Presiden Parlemen Eropa, Martin Schultz, yang sedang berkunjung ke Siprus.
Pesawat rute domestik Alexandria-Kairo yang dibajak ini mengangkut 55 penumpang dan 7 kru. Para penumpang lain berhasil dibebaskan setelah proses negosiasi dengan pelaku dan menyisakan 7 orang yang terdiri atas empat awak dan tiga penumpang.
Sedangkan pelaku pembajakan diidentifikasi juru bicara kepresidenan Mesir, Alaa Yousef, sebagai Seil El Din Mustafa yang seorang warga negara Mesir.
Baca juga: Sempat Disebut Sebagai Pembajak EgyptAir, Ibrahim Samaha Hanya Penumpang
(nvc/nwk)