Dalam laporan tahunan kepada Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir Reuters, Jumat (11/3/2016), pemantau sanksi PBB di Libya menyatakan Libya kini menjadi daya tarik pelaku jihad asing yang kebanyakan datang dari Sudan, Tunisia dan Turki.
Militer AS, beberapa waktu lalu, melancarkan serangan udara yang menargetkan ISIS di wilayah Libya. Salah satunya serangan udara di kota Derna pada November tahun lalu, yang menewaskan pemimpin ISIS di Libya, Abu Nabil. Kini ISIS memiliki pemimpin baru di Libya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pakar PBB yang memantau Libya mengaku menerima sejumlah informasi mengenai keberadaan militer asing di Libya dalam upaya memerangi ISIS. Namun mereka tidak menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.
"Kebangkitan ISIL (nama lain ISIS) di Libya kemungkinan meningkatkan campur tangan kawasan dan internasional, yang akan memprovokasi polarisasi, jika tidak dikoordinasikan," sebut laporan pakar PBB tersebut.
"Sebagai antisipasi, ISIL menyebarkan pernyataan nasionalis, menggambarkan diri mereka sebagai benteng paling penting dalam melawan intervensi asing," imbuh laporan itu.
Baca juga: Pesawat Tempur AS Bombardir Kamp ISIS di Libya, 43 Orang Tewas
ISIS memanfaatkan kekosongan politik dan keamanan usai kerusuhan tahun 2011 yang melengserkan dan menewaskan pemimpin Libya, Muammar Khadafi. Negara-negara Barat memperkirakan jumlah petempur ISIS di Libya mencapai 6 ribu orang.
Namun akhir tahun lalu, pakar PBB menyebut ISIS memiliki sekitar 2 ribu - 3 ribu petempur di Libya. Bahkan dalam laporan terbaru PBB ini disebutkan sejumlah besar warga asing datang ke Sirte, yang menjadi markas ISIS di Libya.
Dalam wawancara yang dirilis kelompok pemantau militan SITE, seorang militan senior ISIS yang disebut sebagai pemimpin baru ISIS di Libya, menyatakan ISIS semakin lama semakin kuat.
Baca juga: Prancis Gelar Operasi Rahasia Melawan ISIS di Libya
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini