China Ingatkan Taiwan untuk Tinggalkan Halusinasi Kemerdekaan

China Ingatkan Taiwan untuk Tinggalkan Halusinasi Kemerdekaan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 18 Jan 2016 15:32 WIB
Tsai Ing-wen (REUTERS/Damir Sagolj)
Beijing - Otoritas China bereaksi keras terhadap pemilu Taiwan yang berujung kemenangan partai oposisi. China memperingatkan Taiwan untuk meninggalkan halusinasi untuk bisa merdeka.

Tsai Ing-wen dan Partai Progresif Demokrat (DPP) meraup kemenangan, baik dalam pemilu presiden maupun pemilu parlemen Taiwan pada Sabtu (16/1) lalu. Kemenangan ini diperkirakan akan memicu babak perseteruan baru dengan China, mengingat posisi DPP sebagai oposisi yang condong pada kemerdekaan Taiwan dari China.

Dalam pernyataannya, Tsai yang mencetak sejarah sebagai presiden wanita pertama di Taiwan ini, berjanji akan menjaga hubungan damai dengan China. Namun kantor berita China, Xinhua, memperingatkan bahwa setiap gerakan menuju kemerdekaan akan menjadi racun yang memusnahkan Taiwan sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika tidak ada perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, otoritas Taiwan yang baru akan mengalami penderitaan rakyatnya yang mengharapkan penyelesaian ekonomi, mata pencaharian dan kaum mudanya akan sia-sia seperti mencari ikan di pohon," sebut Xinhua seperti dilansir Reuters, Senin (18/1/2016).

(Baca juga: Tsai Ing-wen Menangi Pilpres Taiwan)

Media China lainnya, The Global Times, menyatakan jika pemerintahan Tsai berusaha melewati garis merah, maka Taiwan akan berakhir. The Global Times merupakan tabloid berpengaruh yang dirilis oleh surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa di China, People's Daily.

"Kami berharap Tsai bisa memimpin DPP keluar dari halusinasi kemerdekaan Taiwan, dan berkontribusi pada pengembangan perdamaian dan kesamaan antara Taiwan dan daratan," sebut The Global Times.

Tsai meraup 56 persen suara dalam pemilu mengalahkan Eric Chu, kandidat dari Partai Nasionalis atau Kuomintang yang dekat dengan China. DPP juga menguasai kursi di parlemen Taiwan dengan meraup mayoritas 68 kursi dari total 113 kursi yang ada. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China menyebut Taiwan sebagai persoalan internal bagi China.

"Hanya ada satu China di dunia, daratan dan Taiwan tergabung dalam satu China dan kedaulatan dan integritas wilayah China tidak akan terpecahkan. Hasil pemilihan regional Taiwan tidak mempengaruhi fakta itu dan konsensus komunitas internasional," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads