Presiden Iran Sesalkan Seruan Trump Larang Muslim ke AS

Presiden Iran Sesalkan Seruan Trump Larang Muslim ke AS

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 10 Des 2015 17:31 WIB
Hassan Rouhani (REUTERS/Mike Segar)
Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritik seruan melarang muslim ke Amerika Serikat yang dilontarkan bakal calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Rouhani menyebut pernyataan Trump itu munafik.

Rouhani selama ini berupaya mencairkan ketegangan antara Iran dengan negara-negara Barat. Di bawah kepemimpinannya, kesepakatan nuklir Iran tercapai pada Juli lalu, di mana Iran berjanji membatasi program nuklir sebagai ganti dicabutnya sanksi ekonomi dari negara-negara Barat termasuk AS.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (10/12/2015), saat menghadiri sidang kabinet, Rouhani mengkritik pernyataan kontroversial Trump namun tanpa menyebut langsung namanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan dalih memerangi terorisme, beberapa orang mengusulkan agar muslim tidak dizinkan masuk ke negara lain. Kita menyesalkan pernyataan semacam ini terkait muslim," ucap Rouhani seperti dilaporkan televisi nasional Iran.

"Ini dilontarkan oleh mereka yang menjadi sponsor dan pendukung terorisme.. dan mereka sendiri mendukung teroris," imbuhnya.

(Baca juga: Kritikan Tersamar Obama untuk Donald Trump)

Iran dan AS hingga kini masih kerap bersitegang dan berbeda pendapat pada sejumlah isu. Termasuk dalam konflik Suriah, Irak dan Yaman, kedua negara ini selalu berada di pihak yang berlawanan.

Pernyataan Trump soal gagasan melarang muslim masuk ke AS hingga AS bisa mengatasi ancaman teror yang muncul, menuai kecaman global. Mulai dari politikus maupun kandidat bakal capres Partai Republik hingga beberapa negara sekutu AS seperti Prancis, Inggris dan Kanada menolak gagasan itu.

Di Inggris, sekitarย 370 ribu orang menandatangani petisi yang melarang Trump datang ke negara tersebut. Sedangkan puluhan anggota parlemen Israel menyatakan penolakan terhadap rencana kunjungan Trump untuk menemui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada akhir Desember lalu, juga gara-gara komentar kontroversial Trump ini.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads