Seperti dilansir CNN dan Reuters, Kamis (10/12/2015), petisi melarang Trump datang ke Inggris ini diajukan melalui situs petisi resmi pemerintah Inggris, sebagai respons atas seruan Trump yang melarang seluruh muslim masuk ke wilayah AS karena ancaman terorisme yang meluas.
"Inggris telah melarang masuk banyak orang karena pidato kebencian. Prinsip yang sama harus diberlakukan bagi setiap orang yang ingin masuk ke Inggris," demikian bunyi petisi yang diajukan oleh warga Skotlandia, Suzanne Kelly, yang sudah lama menjadi pengkritik aktivitas bisnis dan politik Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga: Serukan Tolak Muslim ke AS, Trump Dicabut Gelar Doktornya di Skotlandia)
Hingga Rabu (9/12) malam waktu setempat, tercatat sudah ada 370 ribu tanda tangan untuk petisi ini dan jumlahnya terus bertambah. Sesuai dengan aturan di Inggris, setiap petisi yang mendapat lebih dari 100 ribu tanda tangan berhak untuk dibahas Komisi Petisi pada Parlemen Inggris.
Komisi Petisi ini akan menentukan apakah petisi ini layak untuk dibahas dan diperdebatkan oleh para anggota parlemen. Menurut informasi kantor House of Commons, komisi akan mempertimbangkan apakah petisi ini layak dilanjutkan ke parlemen pada 5 Januari mendatang.
Kantor Kementerian Dalam Negeri Inggris menuturkan kepada CNN bahwa Menteri Dalam Negeri memiliki wewenang untuk melarang individu tertentu masuk ke Inggris.
(Baca juga: Ironi Donald Trump, Larang Muslim ke AS Tapi Terima Duit dari Negara Muslim)
Sementara itu, otoritas Skotlandia juga memberikan reaksi keras terhadap Trump, dengan mendepaknya sebagai duta bisnis negara tersebut. Sejak tahun 2006 lalu, Trump ditunjuk menjadi duta bisnis Skotlandia atau yang disebut 'GlobalScot'.
Tidak hanya gelar duta bisnis, melainkan gelar doktor yang diterima Trump dari Robert Gordon University di Aberdeen tahun 2010 lalu juga dicabut. Pencabutan gelar doktor Trump itu juga diusulkan oleh Kelly melalui petisi di Aberdeen.
(nvc/nwk)