Disampaikan pejabat pemerintahan Israel, seperti dilansir AFP, Kamis (10/12/2015), pertemuan dengan Trump yang akan digelar 28 Desember mendatang, sejalan dengan komitmen PM Netanyahu untuk menemui setiap kandidat presiden AS yang mengunjungi Israel.
Namun kantor PM Netanyahu sendiri menyatakan menolak pernyataan Trump yang menyerukan larangan muslim ke AS. Ditegaskan juga bahwa pertemuan dengan Trump nanti, bukan indikasi dukungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menanggapi pertemuan dengan Trump... perdana menteri telah memutuskan sejak lama dan sepakat untuk bertemu dengan semua kandidat dari semua partai yang meminta bertemu dengannya, tanpa menyiratkan dukungan untuk kandidat tertentu," imbuh pernyataan tersebut.
(Baca juga: Bahkan 'Paman Sam' pun Tak Suka Pada Donald Trump)
Namun di sisi lain, rencana kunjungan Trump ini memicu penolakan dalam tubuh parlemen, terutama dari kelompok oposisi. Sebanyak 37 anggota parlemen Israel, termasuk dua anggota dari partai koalisi pemerintah, telah menandatangani surat yang menyerukan kepada PM Netanyahu untuk membatalkan pertemuan dengan Trump dan mengecam keras pernyataannya.
Partai Yesh Atid yang bergabung dalam koalisi pemerintahan dengan Partai Likud, yang menaungi Netanyahu, juga ikut berkomentar keras. "Mereka yang senang dengan komentar Trump, tidak cukup tahu sejarah Yahudi untuk memahami apa yang terjadi ketika kita memulai kebencian terhadap warga asing, menghina hukum, dan diskriminasi agama," sebut Yair Lapid, pemimpin partai ini, melalui akun Facebook-nya.
(Baca juga: 370 Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Larang Trump Masuk ke Inggris)
Kecaman juga datang dari Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz yang merupakan anggota parlemen senior dari Partai Likud dan juga orang kepercayaan PM Netanyahu. "Saya merekomendasikan pertempuran melawan teroris dan ekstremis Islam, tapi saya tidak akan menyatakan boikot, pengasingan atau perang terhadap muslim secara umum," ucap Yuval Steinitz kepada Army Radio Israel.
Populasi warga muslim di Israel mencapai lebih dari 1 juta jiwa, dengan total penduduk mencapai 8 juta jiwa.
(nvc/mad)