Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengaku "terkejut" dengan penikaman yang dialami penulis Salman Rushdie di sebuah acara sastra di negara bagian New York. Pernyataan disampaikan Jumat (12/8) waktu setempat.
Dilansir AFP, Sabtu (13/8/2022) hal itu disampaikan Johnson melalui unggahan di twitternya. Dia menyebut penikaman tersebut sangat mengerikan.
"Mengerikan bahwa Sir Salman Rushdie telah ditikam saat menjalankan hak yang tidak boleh kita hentikan," cuit Johnson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johnson memikirkan orang-orang yangdicintai Rushdie. Dia berharap Rushdie dalam keadaan baik.
"Saat ini pikiran ku tertuju pada orang yang dicintainya. Kami semua berharap dia baik-baik saja," ucapnya.
Seperti diketahui, Penulis novel kontroversial 'The Satanic Verses' atau 'Ayat-ayat Setan', Salman Rushdie ditikam saat berada di atas panggung di New York. Rushdie dilarikan ke rumah sakit.
Dilansir AFP, Sabtu (13/8/2022) penulis asal Inggris itu ditikam di bagian leher saat sedang berada di sebuah acara sastra pada hari Jumat di negara bagian New York barat. Rushdie dilarikan ke rumah sakit setempat menggunakan helikopter. Polisi menambahkan bahwa kondisinya tidak diketahui.
Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan Rushdie masih hidup. Dia mengutuk kekerasan yang terjadi pada Rushdie.
"Kami mengutuk semua kekerasan, dan kami ingin orang-orang dapat merasakan kebebasan untuk berbicara dan menulis kebenaran," katanya.
Pelaku Ditahan
Polisi setempat masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Seorang tersangka sudah diamankan.
"Seorang tersangka laki-laki berlari ke atas panggung dan menyerang Rushdie dan seorang pewawancara. Rushdie menderita luka tusuk di leher, dan diangkut dengan helikopter ke rumah sakit daerah. Kondisinya belum diketahui," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Diketahui, Salman pernah menulis 'The Satanic Verses' tahun 1988. Novel itu dikecam oleh sebagian umat Islam karena dianggap tidak menghormati Nabi Muhammad.
(dek/dek)