Tentara Ukraina bertempur dengan pasukan yang didukung Rusia dalam konflik, yang diklaim oleh Ukraina telah menewaskan 14 ribu orang sejak tahun 2014.
Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan puluhan ribu tentara Rusia beserta persenjataannya ke perbatasan Ukraina, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik militer.
Pengerahan ini dilakukan sekitar tujuh tahun setelah Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina, dengan memanfaatkan kelompok separatis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelin dalam pernyataan terbaru menegaskan bahwa Rusia tidak menginginkan konflik militer skala besar dengan Ukraina. Namun, dia juga menekankan bahwa respons Rusia tak terhindarkan jika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengerahkan tentara ke wilayah Donbass.
"Jika pemerintah Ukraina memutuskan untuk mengerahkan tentara ke Donbass -- untuk memicu pertumpahan darah di sana dan untuk membunuh orang-orang Rusia -- maka tentu saja kita akan merespons," cetus Kelin dalam wawancara dalam Andrew Marr Show pada televisi terkemuka Inggris, BBC.
Namun, saat ditanya jika dia menyakini Rusia dan Ukraina ada di ambang batas perang, Kelin menjawab: "Saya kira tidak demikian."
Kelin juga menekankan bahwa Rusia 'tidak memiliki niat sama sekali' untuk menjadi 'agresif' terhadap Ukraina, dan menyatakan bahwa Kremlin 'berkomitmen penuh' pada perjanjian damai Minsk yang mengatur penghentian pertempuran di Donbass.
(dek/dek)