Jakarta - Hari ini, 47 tahun lalu, ribuan mahasiswa turun ke jalan memprotes kebijakan ekonomi Pemerintahan Soeharto yang dianggap terlalu getol kepada investasi asing.
Foto
Potret Mengenang Malari - Malapetaka 15 Januari

Peristiwa 15 Januari 1974 atau lebih dikenal dengan Malari (Malapetaka lima Belas Januari) merupakan suatu gerakan mahasiswa yang merasa tidak puas terhadap kebijakan pemerintah terkait kerja sama dengan pihak asing untuk pembangunan nasional. Istimewa/Heru Cahyono Β
Para Mahasiswa menganggap kebijakan Pemerintah kala itu sudah menyimpang dan tidak berhaluan kepada pembangunan yang mementingkan rakyat. Mahasiswa menilai malah dengan kerja sama ini semakin memperburuk kondisi ekonomi rakyat. Istimewa Β
Laman Wikipedia menulis peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Kakuei Tanaka sedang berkunjung ke Jakarta, 14-17 Januari. Sebelumnya, aksi demonstrasi antimodal asing ini sudah terjadi sejak tahun 1973. Keystone/Getty Images Β
Bagi para demonstran, modal asing yang beredar di Indonesia sudah berlebihan. Menurut mereka pula, Tanaka berikut investasi, korporasi, dan produk-produk asal Jepang adalah bentuk imperialisme gaya baru. Istimewa Β
Pada tahun 1974 rencananya massa mau menyambut kedatangan Tanaka Kakuei di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun rencana ini gagal, karena aparat keamanan sudah memblokade bandara ini dari hadangan massa. Akibat penjagaan ketat itu sebagian massa mengalihkan aksinya di sekitar Jakarta Pusat. Istimewa Β
Berbarengan dengan itu kelompok massa dari mahasiswa sedang melakukan diskusi yang berpusat di salah satu Universitas tetapi dikagetkan oleh info yang menyebutkan di kawasan pusat Jakarta terjadi kerusuhan. Massa dari mahasiswa banyak yang bertanya bagaimana kejadian anarkis tersebut bisa terjadi. Istimewa Β
Kerusuhan itu sendiri meliputi pengerusakan beberapa fasilitas di umum dan bangunan toko di kawasan Ibukota seperti pertokoan Senen, Jakarta Pusat, dan Roxy, Jakarta Barat. Selama dua hari daerah sekitar ibu kota diselimuti asap. Pembakaran dan Penjarahan menjadi pemandangan yang sangat mengkhawatirkan saat itu. Istimewa Β
Dari peristiwa ini, terlahir seorang sosok aktivis mahasiswa yang menjadi simbol Malari hingga saat ini, Hariman Siregar. Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (DM UI) sekaligus pimpinan aksi massa pada hari itu bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya dituding menjadi otak pelaku kerusuhan tersebut. Hariman Siregar menolak jika disebut sebagai penyebab dalam kerusuhan tersebut. Menurutnya, insiden kerusuhan itu sudah di luar kendali mahasiswa. Istimewa Β
Pasca peristiwa 15 Januari itu, sejumlah mahasiswa ditangkap dan lalu ditahan tanpa pengadilan. Mereka adalah Gumilang Kartasasmita, Hariman Siregar, Sekretaris Jenderal Dewan Mahasiswa UI Judilherry Justam, Sjahrir, dan puluhan aktivis dewan mahasiswa dari berbagai kampus. Istimewa Β
Penangkapan mereka mengawali rangkaian operasi pembersihan atas pengacara, wartawan, aktivis buruh, politikus, dan tokoh masyarakat yang dinilai membangkang di awal konsolidasi kekuasaan Orde Baru. Tak kurang dari 775 orang ditahan pasca-Malari. Istimewa Β