×
Ad

Kanselir Jerman Tegaskan Kedaulatan Ukraina Tak Bisa Ditawar!

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Senin, 24 Nov 2025 12:25 WIB
Jakarta -

Pada Minggu (23/11), Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan kepada DW bahwa Eropa tengah menghadapi "ancaman serius" terhadap arsitektur keamanannya. Pernyataan itu disampaikan saat negosiasi atas rencana kontroversial Amerika Serikat (AS) terus berlangsung di Jenewa.

Merz menegaskan, kedaulatan Ukraina tidak boleh dikorbankan dalam skema apa pun, termasuk dalam kesepakatan yang diinginkan Trump untuk disetujui sebelum Kamis (27/11).

Apa kata Merz soal rencana perdamaian Ukraina?

Berbicara kepada Michaela Küfner dari DW setelah KTT G20 di Johannesburg, Merz mengatakan bahwa Eropa sudah mengetahui rencana tersebut. Ia juga telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump sebelum berangkat ke Afrika Selatan.

"Kami mengetahui rencana 28 poin ini sejak Jumat lalu," kata Merz.

"Saya berbicara dengan Presiden Trump sebelum saya berangkat. Saya sampaikan bahwa kami bisa menyetujui beberapa poin, tetapi ada juga hal-hal yang tidak bisa kami setujui. Dan saya tegaskan bahwa kami sepenuhnya sejalan dengan Ukraina, bahwa kedaulatan negara tersebut tidak boleh dipertaruhkan."

Ia menyebut negosiasi di Jenewa berlangsung serius dan dipimpin para penasihat keamanan nasional dari AS, Ukraina, dan Eropa. "Kami tidak tahu bagaimana hasil akhirnya," ujar Merz.

Namun pada akhirnya, kedaulatan Ukraina tidak boleh diganggu gugat.

Negara-negara Eropa yang mendukung Ukraina menolak rencana tersebut. Pasalnya, rencana itu mensyaratkan Kyiv menyerahkan wilayah yang luas kepada Rusia, membatasi ukuran militernya, serta sejumlah ketentuan lainnya.

Merz mengatakan perang telah mengguncang stabilitas Eropa selama hampir empat tahun. "Kami melihat serangan serius terhadap infrastruktur kami. Kami melihat serangan besar terhadap keamanan siber kami. Ini ancaman mendalam bagi tatanan politik seluruh benua," ujarnya. "Itulah alasan kenapa kami begitu terlibat."

Ia juga memperingatkan bahwa tanggal Kamis (27/11) yang ditetapkan Trump untuk menyelesaikan seluruh detail rencana tersebut tidak realistis. "Saya kira tidak mungkin menyepakat seluruh 28 poin," katanya.

Sejauh mana peran Eropa dalam rencana perdamaian ini?

Merz menegaskan bahwa Eropa justru mengevaluasi langkah yang lebih kecil. Selain itu, menurutnya, Eropa juga masih memiliki kendali atas hasil akhir yang dapat dicapai.

"Kami mencoba menentukan bagian mana dari rencana ini yang bisa disepakati secara bulat oleh Eropa, Amerika, dan Ukraina di satu sisi, serta Rusia di sisi lain," katanya. "Ini sangat rumit… saat ini kami mencoba menyiapkan langkah sementara hingga Kamis. Dan saya tahu Presiden Trump ingin setidaknya ada hasil sementara pada hari itu."

Merz menegaskan bahwa Eropa memegang kendali atas elemen-elemen kunci dalam rencana tersebut. "Aset Rusia yang berada di Brussel tidak bisa mengirimkan ke Amerika. Itu tidak masuk akal," katanya. Jadi, jika rencana ini benar-benar dijalankan, dukungan Eropa pasti diperlukan.

Ia juga menyebut Cina bisa membantu menekan Rusia. "Cina bisa berperan. Cina bisa memberi tekanan tambahan pada Rusia untuk mengakhiri perang ini," ujarnya.

Merz menambahkan bahwa ia mengadakan "pertemuan panjang" dengan Perdana Menteri Cina Li Qiang dalam rangka persiapan kunjungan kenegaraan tahun depan. Ia berharap gencatan senjata bisa dicapai sebelum kunjungan tersebut terlaksana.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

Editor: Melisa Ester Lolindu

Tonton juga video "Putin Terima Rencana Perdamaian yang Dirancang Trump"




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork