Presiden Parlemen Jerman Tolak Kibar Bendera Pelangi di Bundestag

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Senin, 14 Jul 2025 12:21 WIB
Jakarta -

Pemimpin parlemen Jerman (Bundestag) Julia Klöckner dari Partai Kristen Demokrat (CDU), memerintahkan penghapusan bendera pelangi dari area parlemen Jerman. Ia terlibat perdebatan sengit dengan anggota parlemen dari Partai Hijau dan Partai Kiri mengenai boleh tidaknya simbol politik dan budaya ditampilkan di gedung parlemen.

Parlemen Jerman yang dipimpin Klöckner telah memerintahkan agar semua bendera pelangi yang terpasang di dalam atau di sekitar kantor parlemen segera dilepas. Bendera ini melambangkan dukungan terhadap komunitas LGBTQ+.

Menurut keterangan resmi, larangan ini bersifat umum dan berlaku untuk semua simbol, bukan hanya bendera pelangi. Seorang juru bicara menjelaskan larangan ini didasari aturan dan alasan bahwa memajang bendera di parlemen "secara prinsip dilarang, terlepas dari simbolismenya."

Mengacu pada Pasal 4 Tata Tertib Bundestag, tidak diperkenankan memasang pengumuman seperti poster, tanda, atau stiker di pintu, dinding, atau jendela gedung parlemen, terutama jika bisa terlihat dari luar.

Sebelumnya, pemasangan bendera semacam ini masih ditoleransi. Anggota parlemen dari Partai Kiri, Stella Meredino, melaporkan bahwa polisi federal sampai dipanggil karena adanya bendera pelangi di kantornya, yang masih dalam area Bundestag.

Larangan simbol Pride

Klöckner, mantan menteri pertanian yang menjabat sebagai Ketua Bundestag sejak Maret lalu, dikenal sebagai politisi konservatif yang vokal. Sebagai pemimpin parlemen, ia diharapkan menjalankan tugasnya secara independen dan mewakili seluruh anggota parlemen tanpa bias partai.

Namun, ia kerap melontarkan pernyataan tajam terhadap Partai Hijau, Partai Kiri, dan bahkan mitra koalisinya, Partai Sosial Demokrat. Keputusan terbarunya soal bendera pelangi menuai kemarahan dari anggota parlemen LGBTQ+ yang menganggap diri mereka sebagai "mitra" komunitas queer.

Klöckner menolak pengibaran bendera pelangi di atas gedung parlemen pada Hari Christopher Street (CSD), yang terkenal sebagai salah satu perayaan Pride terbesar di Jerman. Padahal, tradisi pengibaran bendera ini sudah berlangsung sejak 2022. Ia berdalih bahwa alasan utamanya adalah menjaga prinsip netralitas lembaga.

Mulai tahun ini, bendera pelangi hanya akan dikibarkan pada 17 Mei, bertepatan dengan Hari Internasional Melawan Homofobia, Bifobia, dan Transfobia. Sementara itu, perayaan CSD yang jatuh pada 26 Juli tidak akan lagi disertai pengibaran bendera pelangi di Bundestag. Petisi yang ditandatangani lebih dari 220.000 orang pun tak mampu mengubah keputusan Klöckner.

Pemahaman yang diskriminatif

Para kritikus menilai Klöckner gagal memahami tekanan dan diskriminasi yang masih dialami komunitas queer saat ini. Anggota parlemen dari Partai Hijau, Lamya Kaddor, menyatakan kepada DW bahwa Klöckner memiliki "pemahaman yang diskriminatif" soal netralitas.

"Di saat kelompok queer dan masyarakat liberal makin sering jadi sasaran serangan dan ujaran kebencian, kita tidak bisa hanya berpegang pada netralitas formalistik. Tanggung jawab politik berarti melindungi kebebasan dan martabat semua orang," ujarnya.

Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang juga berasal dari CDU, mendukung kebijakan Klöckner. Dalam acara Maischberger yang tayang di televisi publik ARD, Merz menyatakan bahwa Bundestag "bukan tenda sirkus" di mana semua jenis bendera bisa dikibarkan semaunya. Ia menekankan bahwa 17 Mei akan menjadi satu-satunya hari yang ditetapkan untuk pengibaran bendera pelangi.

Namun, dalam pernyataan lain di parlemen, Merz juga menyuarakan dukungannya bagi komunitas queer. "Kami berusaha sekuat tenaga agar komunitas queer bisa hidup dengan aman dan nyaman di tengah masyarakat," ujarnya. "Saya pribadi berkomitmen untuk mewujudkan hal ini." Ia juga menegaskan bahwa kebencian terhadap komunitas queer "bukan pelanggaran sepele dan tidak layak dijadikan bahan lelucon."

Para wakil Klöckner di Bundestag juga masih tergolong baru. Salah satunya adalah Josephine Ortleb dari Partai Sosial Demokrat. Dalam wawancara dengan mingguan Die Zeit, ia mengatakan bahwa dirinya masih menampilkan bendera pelangi di kantor parlemen. "Kita tidak boleh memberi kesan bahwa simbol LGBTQ+ sedang ditekan," ujarnya.

Josephine Ortleb, Omid Nouripour dari Partai Hijau, dan salah satu wakil Klöckner lainnya dijadwalkan akan berbicara di acara CSD Berlin pada 26 Juli 2025. Pegawai Bundestag juga dijadwalkan hadir dalam parade tersebut. Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tidak akan ada kereta hias dari Bundestag di parade tahun ini, keputusan ini juga datang dari Klöckner.

Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh: Iryanda Mardanuz
Editor: Rahka Susanto

width="1" height="1" />

Lihat juga Video 'Pendukung Transeksual Meradang Dengar Trump Sebut Hanya Ada 2 Gender':




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork