Saat mengunjungi Potsdam pekan lalu, Kanserlir Friedrich Merz melontarkan kalimat yang menggegerkan, bahwa "wajah kota kita masih bermasalah," ujarnya merujuk pada jumlah warga asing di Jerman. "Itulah mengapa menteri dalam negeri sedang berupaya keras untuk melakukan pemulangan paksa."
Sontak, dia dihujani tuduhan rasisme dan diskriminasi terhadap warga Jerman keturunan asing. Para kritikus dari partai oposisi Hijau dan Partai Kiri, bahkan dari partai koalisi pemerintah SPD, menuduh Merz telah menyebarkan permusuhan dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Awal minggu ini, di kantor pusat CDU Berlin, Merz diperhadapkan banyak pertanyaan seputar "wajah kota". Apakah sang kanselir akan menarik kembali pernyataannya? Bagaimana tanggapannya terhadap hujan kritik?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merz: "Masalah muncul saat malam tiba"
"Apakah Anda akan meminta maaf kepada para migran di Jerman?"
Friedrich Merz lantas menatap sang penanya dengan ekspresi sedikit terhibur dengan senyum tipis di bibirnya, lalu menjawab, "Saya tidak tahu apakah Anda punya anak. Dan jika Anda punya anak perempuan, tanyakan pada mereka apa yang saya maksud. Saya yakin Anda akan mendapatkan jawaban yang cukup jelas dan tegas. Saya tidak perlu menarik kembali pernyataan apa pun."
Merz yang tidak bisa lagi menghindari pertanyaan-pertanyaan lanjutan akhirnya menambahkan: "Banyak orang yang mengatakan, menilai, dan berpendapat serupa. Sekali lagi: tanyakanlah pada putri Anda, tanyakan pada teman dan keluarga Anda. Semua akan mengakui bahwa (migran) memang jadi masalah. Terlebih ketika malam tiba," kata Merz.
Aktivis: Melindungi perempuan bukan alasan untuk pernyataan rasis
Pernyataan terbaru kanselir kembali dianggap diskriminatif oleh banyak pihak. Aktivis iklim berusia 29 tahun, Luisa Neubauer, pada kanal Instagramnya mengatakan "Kami adalah bagian dari sekitar 40 juta anak perempuan di negeri ini. Kami peduli terhadap keselamatan perempuan. Tapi yang benar-benar tidak kami inginkan adalah menjadikan halt tersebut sebagai pembenaran untuk pernyataan yang diskriminatif, rasis, dan sangat menyakitkan."
Setelahnya demonstrasi pada hari Minggu di Brandenburger Tor Berlin, protes berlanjut pada Selasa malam—setelah Merz mengeluarkan pernyataan "tanyakan putri Anda" - ribuan orang berdemonstrasi di depan kantor pusat CDU. Aksi yang diinisiasi aliansi "Bersatu Melawan Sayap Kanan" menyerukan "Aksi Feminis: Kami adalah Anak-anak Perempuan".
Merz dan para migran
Pernyataan Merz tampaknya merujuk pada masalah kriminalitas, sampah, ketidakteraturan, pelecehan, hingga serangan seksual di kota-kota Jerman, terutama di malam hari. Jika Merz, seperti yang ia katakan, tidak menarik kembali ucapannya, berarti ia bersikukuh pada pandangannya bahwa masalah tersebut pada dasarnya disebabkan oleh para migran, para pengungsi. Mengurangi jumlah pengungsi adalah kebijakan yang kini dijalankan oleh Menteri Dalam Negeri, Alexander Dobrindt dari CSU, atas perintah sang kanselir.
Survei publik: xenofobia atau salah pemilihan kata?
Selama beberapa hari terakhir, pemberitaan di Jerman didominasi oleh perdebatan soal "tampilan sosial kota". Bagaimana masyarakat di Berlin menilai pernyataan kanselir?
Di Friedrichstraße, di jantung ibu kota, minggu ini seorang pria mengatakan, "Saya rasa pernyataan itu kurang bijak. Kalau saya atau Anda yang mengatakannya, mungkin tidak masalah. Tapi kanselir harus lebih berhati-hati dalam memilih kata-katanya, bukan?"
Seorang perempuan lanjut usia lantas menunjuk ke jalan yang sebagian ditutup dan berkata: "Para migran tidak menciptakan tampilan sosial kota ini dan tidak menaruh semua tanda-tanda proyek pembangunan itu. Pernyataan yang sungguh mengada-ada."
Seorang pria muda lain menambahkan,"Tentu ada beberapa masalah dengan migrasi, tapi hal itu bisa dibahas secara objektif." Seorang pria tua lainnya berkata: "Terlalu di generalisir. Ada orang miskin dan jujur di antara mereka, dan ada juga yang pandai memanfaatkan kesempatan. Harus dibedakan."
Hasilnya kurang lebih serupa dengan survei nasional yang dipublikasikan oleh portal berita "t-online" pekan lalu. Survei dilakukan oleh lembaga riset opini "Civey" terhadap 2500 responden. Hasilnya: 33 persen menganggap pernyataan Merz bersifat xenofobia (kebencian pada yang serba asing), sementara 59 persen mengatakan Merz tidak xenofobia namun lebih mengkritik pilihan katanya, mereka memahami bahwa Merz menyoroti masalah yang nyata.
Kriminolog Karstedt: "Jerman semakin aman dari tahun ke tahun"
Lantas apakah kriminalitas meningkat di Jerman? DW sudah menelusuri hal ini sejak September lalu melalui kriminolog Susanne Karstedt. Karstedt mengatakan bahwa kawasan sekitar stasiun di Frankfurt am Main telah lama dikenal sebagai daerah prostitusi: "Hal itu membawa serta kekerasan dan kriminalitas narkoba."
Memang ada beberapa wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi. Seperti di banyak negara lain, tingkat kejahatan di kota memang lebih tinggi dibanding di pedesaan. Namun secara keseluruhan menurut Kartstedt, Jerman dapat dianggap sebagai "negara yang sangat aman". "Seperti di negara-negara Eropa Barat lainnya, tingkat kriminalitas di sini menurun sejak tahun 1980-an dan 1990-an," jelasnya.
Statistik resmi Kantor Kriminal Federal menunjukkan pada tahun 2024, dari 10.000 penduduk Jerman, terdapat 1.878 orang berusia delapan tahun ke atas yang melakukan pelanggaran hukum, sedangkan di antara penduduk non-Jerman jumlahnya 5.091. Namun kantor tersebut menambahkan bahwa tingginya angka ini terutama disebabkan oleh kelompok pengungsi muda laki-laki yang sering berasal dari daerah konflik, mengalami trauma, dan hidup dalam isolasi di Jerman.
Kritik dari mitra koalisi
Perdebatan tentang "tampilan sosial kota" Friedrich Merz kini juga merambah ke dalam partai koalisi pemerintahan, sosial-demokrat (SPD). Sekretaris Jenderal SPD, Tim Klüssendorf, menyebut pernyataan terbaru Merz "sulit diterima." Kanselir seharusnya tidak mencampuradukkan berbagai hal, katanya pada Senin(20/10) malam di saluran berita "ntv". Menurut Klüssendorf, tidak ada larangan untuk membicarakan masalah, namun menyelesaikannya dengan pemulangan atau deportasi adalah langkah yang keliru. Ia pun membayangkan dampaknya terhadap para imigran, "Itu akan menyakiti perasaan mereka dan pernyataan seperti itu harus dihindari."
Sampai saat ini Merz masih belum menunjukkan isyarat akan menarik ucapannya.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Sorta Caroline
Editor: Rizki Nugraha
Simak juga Video 'Kanselir Jerman Menangis saat Berpidato di Sinagoga':
(ita/ita)










































